Dalam khazanah keilmuan spiritual dan sosial masyarakat, istilah "pengasihan" seringkali diidentikkan dengan beragam praktik yang kadang kala menyimpang dari ajaran agama, bahkan cenderung pada hal-hal mistis yang syirik. Namun, tahukah Anda bahwa Islam memiliki konsep pengasihan yang jauh lebih luhur, universal, dan berlandaskan pada prinsip-prinsip ketuhanan serta kemanusiaan yang agung? Ilmu pengasihan dalam Islam bukanlah tentang memanipulasi kehendak orang lain, apalagi menggunakan entitas gaib yang dilarang. Sebaliknya, ia adalah sebuah upaya holistik untuk menjadi pribadi yang dicintai oleh Allah, dicintai oleh Rasul-Nya, dan pada gilirannya, dicintai serta disegani oleh sesama manusia.
Artikel ini akan mengupas tuntas tentang ilmu pengasihan menurut perspektif Islam, membedah dasar-dasar syar'i, menjernihkan kesalahpahaman, serta memberikan panduan praktis tentang amalan-amalan yang sesuai sunnah untuk menumbuhkan aura positif, karisma, dan daya tarik alami yang hakiki. Tujuan utamanya adalah mengajak setiap muslim untuk memahami bahwa pengasihan sejati bersumber dari keimanan yang kuat, akhlak yang mulia, serta hubungan yang harmonis dengan Sang Pencipta.
Memahami Konsep Pengasihan dalam Islam: Bukan Mantra, Tapi Karakter
Banyak orang keliru memahami "pengasihan" sebagai jampi-jampi, pelet, atau ritual-ritual tertentu yang bertujuan memikat hati seseorang secara paksa atau tidak wajar. Pemahaman semacam ini bertolak belakang dengan nilai-nilai tauhid dan ajaran Islam. Dalam Islam, konsep "pengasihan" lebih tepat diartikan sebagai usaha untuk menumbuhkan rasa kasih sayang (mahabbah), simpati, penerimaan, dan keridhaan dari orang lain, yang kesemuanya itu terjadi atas izin dan kehendak Allah SWT. Ia adalah hasil dari pembangunan diri yang konsisten, bukan sekadar "efek samping" dari sebuah amalan instan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang." (QS. Maryam: 96)
Ayat ini secara jelas menunjukkan bahwa kasih sayang, penerimaan, dan simpati (pengasihan) adalah anugerah dari Allah bagi hamba-Nya yang beriman dan beramal saleh. Ini adalah kunci utama. Bukan jimat, bukan ritual bid'ah, melainkan keimanan yang kokoh dan perbuatan baik yang konsisten.
Pilar-Pilar Pengasihan Islami yang Hakiki
Untuk memahami pengasihan dalam Islam, kita harus kembali kepada sumber utamanya: Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Dari sanalah kita dapat menarik kesimpulan bahwa pengasihan yang sejati dibangun di atas beberapa pilar utama:
- Ketauhidan yang Murni: Hanya Allah yang mampu membolak-balikkan hati manusia. Menggantungkan harapan pada selain-Nya adalah syirik. Pengasihan sejati adalah upaya mendekatkan diri kepada Allah agar Dia meridhai dan menanamkan kasih sayang di hati orang lain terhadap kita.
- Akhlak Karimah (Budi Pekerti Luhur): Nabi Muhammad SAW adalah teladan terbaik dalam hal akhlak. Beliau dicintai oleh umatnya dan bahkan musuhnya pun mengakui kejujuran dan kemuliaan akhlaknya. Sifat-sifat seperti jujur, amanah, pemaaf, rendah hati, dermawan, lemah lembut, dan santun adalah magnet pengasihan yang paling kuat.
- Doa dan Tawakal: Setelah berikhtiar dengan memperbaiki diri dan akhlak, seorang muslim menyerahkan segala hasilnya kepada Allah dengan penuh keyakinan (tawakal). Doa adalah senjata mukmin untuk memohon kepada Allah agar dilimpahi karunia mahabbah (kasih sayang) dan penerimaan dari sesama.
- Ibadah yang Konsisten: Menjaga shalat fardhu, memperbanyak shalat sunnah, membaca Al-Qur'an, berdzikir, dan bersedekah akan membersihkan hati, menenangkan jiwa, dan memancarkan aura positif yang datang dari kedekatan dengan Allah.
- Menjaga Silaturahmi: Islam sangat menganjurkan untuk menjaga hubungan baik antar sesama. Mengunjungi kerabat, membantu tetangga, dan berbuat baik kepada siapa saja akan menumbuhkan benih-benih kasih sayang dan pengasihan.
Kesalahpahaman dan Batasan dalam "Ilmu Pengasihan" Non-Islami
Di luar koridor Islam, istilah "pengasihan" sering kali disalahgunakan atau dipahami secara sempit. Banyak yang mengira bahwa untuk mendapatkan simpati atau cinta, seseorang perlu melakukan ritual aneh, menggunakan benda-benda bertuah, atau bahkan mempraktikkan ilmu hitam. Pemahaman ini sangat berbahaya karena beberapa alasan:
- Melanggar Aqidah (Syirik): Menggantungkan harapan pada jimat, mantra, atau kekuatan gaib selain Allah adalah bentuk syirik yang paling nyata. Islam mengajarkan bahwa segala kekuatan berasal dari Allah semata, dan hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan.
- Merendahkan Martabat Manusia: Memaksa kehendak orang lain (misalnya dengan pelet) adalah bentuk pelanggaran hak asasi manusia dan merendahkan martabat orang yang terkena. Islam mengajarkan rasa hormat dan kebebasan memilih.
- Konsekuensi Negatif Jangka Panjang: Praktik-praktik yang menyimpang biasanya membawa dampak negatif baik bagi pelaku maupun korban. Bisa jadi awalnya berhasil, namun pada akhirnya akan menimbulkan masalah yang lebih besar, baik di dunia maupun di akhirat.
- Ketergantungan pada Selain Allah: Praktik syirik akan menciptakan ketergantungan pada entitas lain, bukan pada Allah. Ini melemahkan iman dan membuat seseorang jauh dari ketenangan batin.
Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang Muslim untuk berhati-hati dan selektif dalam mencari pengetahuan atau praktik yang berkaitan dengan "pengasihan." Selalu filter informasi dengan Al-Qur'an dan Sunnah, serta berkonsultasi dengan ulama yang kompeten.
Amalan-Amalan Islami untuk Menumbuhkan Mahabbah dan Pengasihan Diri
Setelah memahami konsep dasarnya, kini kita akan mengupas lebih dalam amalan-amalan yang disyariatkan dalam Islam untuk menumbuhkan rasa kasih sayang, penerimaan, dan pengasihan dari sesama. Ingat, amalan-amalan ini tidak bersifat instan atau magis, melainkan merupakan upaya memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah, yang pada gilirannya akan memancarkan aura positif dari dalam diri.
1. Memperbaiki Akhlak dan Budi Pekerti
Ini adalah fondasi utama. Seberapa pun Anda merapalkan doa atau zikir, jika akhlak Anda buruk, orang lain akan sulit menyukai Anda. Fokus pada pengembangan sifat-sifat berikut:
- Jujur dan Amanah: Jadilah orang yang bisa dipercaya dalam ucapan dan tindakan.
- Lemah Lembut dan Santun: Berbicara dengan perkataan yang baik, tidak kasar, dan menghargai orang lain.
- Pemaaf dan Rendah Hati: Mudah memaafkan kesalahan orang lain dan tidak sombong.
- Dermawan: Berbagi rezeki dengan orang yang membutuhkan, bahkan dengan senyuman.
- Adil: Berlaku adil dalam segala hal, tidak memihak, dan tidak menzalimi.
- Murah Senyum: Senyum adalah sedekah dan kunci untuk membuka hati orang lain.
- Menjaga Kebersihan dan Penampilan: Tampil rapi dan bersih adalah bentuk menghargai diri sendiri dan orang lain.
Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat daripada akhlak yang baik." (HR. Tirmidzi).
2. Memperbanyak Doa dan Dzikir
Doa adalah inti ibadah. Melalui doa, kita berkomunikasi langsung dengan Allah, memohon pertolongan, dan mengungkapkan keinginan kita. Beberapa doa dan dzikir yang relevan:
a. Doa Nabi Yusuf AS (QS. Yusuf: 4)
Meskipun sering disalahpahami sebagai doa pemanis wajah secara instan, doa ini lebih tepat dimaknai sebagai permohonan agar diberikan keindahan akhlak dan karisma yang membuat orang simpati, sebagaimana Nabi Yusuf AS dianugerahi rupa yang indah dan akhlak mulia:
Bacaan: "Idz qoola Yuusufu li abiihi yaa abati inni ro-aitu ahada 'asyaro kaukaban wasy-syamsa wal qomaro ro-aituhum lii saajidin."
Artinya: "(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku"."
Cara Mengamalkan: Bacalah ayat ini setelah shalat fardhu atau kapan pun Anda ingin memohon agar diberikan aura positif dan diterima oleh orang lain. Niatkan untuk memperbaiki diri dan memohon karisma yang halal.
b. Doa Nabi Daud AS
Doa ini memohon agar diberikan hati yang penuh cinta kepada Allah dan orang-orang yang dicintai-Nya.
Bacaan: "Allahumma inni as-aluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka wa hubba ‘amalin yuqorribuni ila hubbika."
Artinya: "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu cinta-Mu, cinta orang yang mencintai-Mu, dan cinta amalan yang mendekatkanku kepada cinta-Mu."
Cara Mengamalkan: Bacalah doa ini secara rutin, terutama setelah shalat. Ini akan menumbuhkan rasa cinta kepada kebaikan dan kepada sesama, yang pada akhirnya akan membuat Anda lebih dicintai.
c. Doa Agar Dicintai dan Mencintai
Ini adalah doa umum yang bisa dipanjatkan untuk kebaikan hubungan sosial.
Bacaan: "Robbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrota a'yun waj'alna lil muttaqiina imama."
Artinya: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqan: 74)
Meskipun ayat ini konteksnya untuk keluarga, intinya adalah memohon kebahagiaan dan keberkahan dalam hubungan, termasuk agar diterima dan dicintai.
Cara Mengamalkan: Bacalah ayat ini sebagai doa untuk keharmonisan hubungan, baik dalam keluarga, pertemanan, maupun lingkungan kerja. Niatkan untuk menjadi pribadi yang membawa kedamaian dan kasih sayang.
d. Memperbanyak Istighfar dan Shalawat
Istighfar membersihkan dosa dan hati, sedangkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW mendatangkan keberkahan dan syafaat. Hati yang bersih dan jiwa yang tenang akan memancarkan aura positif.
Bacaan Istighfar: "Astaghfirullahal 'adzim." (Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung).
Bacaan Shalawat: "Allahumma sholli 'ala Muhammad wa 'ala aali Muhammad." (Ya Allah, berikanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad).
Cara Mengamalkan: Rutinkan istighfar dan shalawat setiap hari, minimal 100 kali. Perbanyak terutama setelah shalat atau saat merasa gelisah.
3. Menjaga Ibadah Fardhu dan Memperbanyak Sunnah
- Shalat Lima Waktu: Ini adalah tiang agama. Menjaga shalat tepat waktu dan khusyuk akan mendatangkan ketenangan batin dan nur (cahaya) pada wajah.
- Shalat Dhuha: Shalat sunnah di pagi hari yang mendatangkan keberkahan rezeki dan membuka pintu kemudahan.
- Shalat Tahajjud: Shalat di sepertiga malam terakhir yang sangat mustajab untuk berdoa. Orang yang bangun malam untuk beribadah memiliki pancaran aura spiritual yang kuat.
- Membaca Al-Qur'an: Al-Qur'an adalah petunjuk dan penawar hati. Membacanya secara rutin akan menenangkan jiwa dan mendatangkan rahmat.
- Puasa Sunnah: Puasa Senin Kamis atau puasa lainnya melatih kesabaran, menahan hawa nafsu, dan membersihkan jiwa.
4. Tawakal dan Husnudzon kepada Allah
Setelah melakukan semua ikhtiar lahir dan batin, serahkanlah hasilnya sepenuhnya kepada Allah SWT dengan penuh tawakal. Yakini bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuk Anda, baik dalam bentuk jodoh, rezeki, maupun penerimaan dari sesama. Jangan pernah berprasangka buruk (su'udzon) kepada takdir Allah.
"Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. Ath-Thalaq: 3)
5. Menjaga Silaturahmi dan Berbuat Baik
Kasih sayang akan tumbuh subur di antara orang-orang yang saling menjaga hubungan baik. Kunjungi keluarga, sambung tali persaudaraan, bantu tetangga, dan berbuat baiklah kepada siapa saja tanpa memandang suku, agama, atau status sosial. Sifat pemaaf dan tidak pendendam juga sangat penting untuk memelihara silaturahmi.
Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahmi." (HR. Bukhari dan Muslim).
6. Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan
Islam adalah agama yang mencintai kebersihan. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Kebersihan itu sebagian dari iman." (HR. Muslim). Menjaga kebersihan diri (mandi, wudhu, berpakaian rapi dan wangi) akan membuat Anda nyaman dan disukai orang lain. Kebersihan lingkungan juga mencerminkan pribadi yang bertanggung jawab dan peduli.
Pengasihan dalam Berbagai Konteks Kehidupan
Konsep pengasihan Islami ini dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, bukan hanya untuk mencari pasangan hidup, tetapi juga dalam hubungan sosial, profesional, dan keluarga.
Pengasihan untuk Menemukan Jodoh yang Baik
Bagi mereka yang sedang mencari pasangan hidup, pengasihan Islami berfokus pada menjadi pribadi yang layak dicintai dan mencintai karena Allah. Ini bukan tentang memikat sembarang orang, melainkan menarik jodoh yang saleh/salehah yang akan membawa kebahagiaan dunia dan akhirat.
Amalan Tambahan:
- Shalat Istikharah: Memohon petunjuk kepada Allah dalam memilih pasangan.
- Perbanyak Doa Jodoh: Doa-doa khusus memohon pasangan yang baik.
- Memperbaiki Diri: Fokus menjadi pribadi yang baik, pantas untuk mendapatkan pasangan yang baik pula. Jangan hanya menuntut, tapi juga instrospeksi.
- Memperluas Lingkaran Pergaulan Halal: Aktif di kegiatan keagamaan, komunitas positif, atau melalui perantara keluarga/sahabat yang shalih/shalihah.
Pengasihan dalam Hubungan Keluarga
Di dalam keluarga, pengasihan sangat penting untuk membangun keharmonisan. Hubungan suami istri, orang tua anak, atau antar saudara akan dipenuhi kasih sayang jika prinsip-prinsip ini diterapkan.
Amalan Tambahan:
- Saling Memaafkan: Kunci keharmonisan keluarga.
- Saling Menghargai: Menghormati peran dan pendapat anggota keluarga.
- Berkomunikasi dengan Baik: Hindari perkataan kasar dan utamakan kelembutan.
- Memberikan Hadiah dan Perhatian: Ekspresikan kasih sayang secara nyata.
Pengasihan dalam Lingkungan Sosial dan Profesional
Pribadi yang berakhlak mulia, jujur, dan ramah akan mudah diterima di lingkungan mana pun, baik di masyarakat maupun di tempat kerja. Ini akan menciptakan suasana yang kondusif dan membuka pintu rezeki.
Amalan Tambahan:
- Membantu Sesama: Ringankan beban orang lain.
- Menjadi Pendengar yang Baik: Tunjukkan empati.
- Berbicara yang Baik atau Diam: Hindari ghibah, fitnah, dan perkataan yang tidak bermanfaat.
- Menjaga Janji: Tunjukkan profesionalisme dan integritas.
Menjaga Niat dan Keikhlasan
Salah satu aspek terpenting dalam setiap amalan di dalam Islam adalah niat. Niat yang lurus dan ikhlas hanya karena Allah SWT akan menentukan diterima atau tidaknya sebuah amalan. Dalam konteks pengasihan, niatkanlah setiap perbaikan akhlak, doa, dan ibadah semata-mata untuk meraih keridhaan Allah, menjadi hamba yang lebih baik, dan menyebarkan kebaikan di muka bumi.
Jika niat Anda tulus, maka pancaran aura positif akan datang dengan sendirinya. Orang akan merasakan ketulusan Anda dan akan meresponsnya dengan kasih sayang. Jika niat Anda hanya untuk memikat seseorang demi kepentingan duniawi semata, atau bahkan untuk tujuan yang tidak baik, maka hasil yang didapat pun tidak akan berkah, bahkan bisa berbalik merugikan.
Ingatlah sabda Rasulullah SAW:
"Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka, pastikan niat Anda untuk "pengasihan" ini adalah bagian dari upaya menjadi pribadi muslim yang kaffah (menyeluruh), yang selalu ingin dekat dengan Allah dan berbuat baik kepada sesama. Dengan niat yang benar, insha Allah, segala urusan Anda akan dimudahkan dan hati Anda akan dipenuhi ketenangan, serta Anda akan dicintai oleh banyak orang.
Penutup: Pengasihan Sejati Adalah Anugerah Ilahi
Dari uraian panjang ini, kita dapat menyimpulkan bahwa ilmu pengasihan Islam adalah sebuah filosofi hidup, bukan sekadar seperangkat ritual. Ia mengajarkan kita untuk kembali kepada fitrah manusia sebagai makhluk yang diciptakan untuk beribadah kepada Allah dan menjadi khalifah di bumi dengan menebarkan kasih sayang.
Pengasihan yang hakiki bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan atau dimanipulasi. Ia adalah anugerah dari Allah SWT yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Ketika Anda berpegang teguh pada ajaran Islam, memperbaiki diri secara konsisten, menjaga hubungan baik dengan Allah dan sesama, serta senantiasa berdoa dengan ikhlas, maka secara otomatis Anda akan memancarkan daya tarik dan karisma yang bersumber dari spiritualitas Anda.
Orang-orang akan merasa nyaman di dekat Anda, simpatik dengan ucapan Anda, dan menghargai keberadaan Anda. Inilah "ilmu pengasihan" yang sejati: bukan sihir, melainkan manifestasi dari keindahan Islam yang terpancar dari dalam diri seorang mukmin. Jadikanlah diri Anda magnet kebaikan, kedamaian, dan kasih sayang, niscaya Allah akan menempatkan Anda di hati banyak orang.
Semoga artikel ini memberikan pencerahan dan membimbing kita semua untuk menjadi pribadi yang lebih baik, yang dicintai oleh Allah, Rasul-Nya, dan seluruh makhluk-Nya.