Menghilangkan Pelet Menurut Islam: Panduan Lengkap Syar'i
Fenomena “pelet” atau sejenisnya, yaitu praktik ilmu hitam yang bertujuan untuk memengaruhi kehendak seseorang agar jatuh cinta atau menuruti keinginan orang lain secara paksa, adalah sesuatu yang telah dikenal dalam berbagai kebudayaan, termasuk di Indonesia. Dalam pandangan Islam, praktik semacam ini termasuk dalam kategori sihir dan merupakan perbuatan dosa besar yang sangat dilarang. Kekuatan pelet, meskipun seringkali terlihat nyata dampaknya, bukanlah berasal dari kekuatan hakiki, melainkan dari tipu daya setan dan jin yang bersekutu dengan pelakunya.
Artikel ini akan mengupas tuntas tentang bagaimana Islam memandang pelet, bahayanya, serta panduan syar'i yang komprehensif untuk menghilangkan pengaruhnya. Kita akan menekankan pada pentingnya penguatan akidah (keyakinan), zikir, doa, ruqyah syar'iyyah, dan tawakal sepenuhnya kepada Allah SWT sebagai satu-satunya pelindung dan penyembuh.
Memahami Pelet dalam Perspektif Islam
Apa Itu Pelet?
Pelet adalah salah satu bentuk sihir (sihr) yang dirancang untuk memanipulasi perasaan, pikiran, dan kehendak seseorang. Tujuannya beragam, mulai dari memunculkan rasa cinta yang tidak wajar, membuat seseorang tunduk, hingga menimbulkan kebencian. Praktik ini umumnya melibatkan bantuan jin dan setan, serta penggunaan mantra, jampi-jampi, atau benda-benda tertentu yang disyirikkan.
Hukum Pelet dalam Islam: Dosa Besar dan Syirik
Islam memandang sihir, termasuk pelet, sebagai perbuatan yang sangat keji dan dosa besar. Hal ini karena sihir melibatkan persekutuan dengan setan dan jin, yang merupakan bentuk penyekutuan Allah SWT (syirik). Syirik adalah dosa paling besar dalam Islam yang tidak akan diampuni jika pelakunya meninggal dalam keadaan belum bertaubat.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an (Surah Al-Baqarah ayat 102): "Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), tetapi setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di Babel yaitu Harut dan Marut, padahal keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: 'Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.' Maka mereka mempelajari dari keduanya (sihir itu) yang dengan sihir itu mereka dapat menceraikan antara seorang suami dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak akan memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat. Dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui."
Ayat ini secara jelas menunjukkan bahwa sihir adalah kekafiran dan perbuatan setan. Seorang Muslim yang terlibat dalam praktik pelet, baik sebagai pelaku maupun yang meminta, telah jatuh ke dalam lembah kesyirikan. Oleh karena itu, langkah pertama dalam mengatasi pelet adalah memahami bahwa kekuatannya tidak sebanding dengan kekuasaan Allah dan bahwa pertolongan hanya datang dari-Nya.
Tanda-Tanda Terkena Pelet (Perspektif Syar'i)
Meskipun Islam melarang praktik sihir, kita mengakui bahwa sihir itu ada dan memiliki dampak. Penting untuk dicatat bahwa tidak semua perubahan perilaku atau masalah hubungan disebabkan oleh sihir. Banyak faktor lain seperti psikologis, sosial, dan spiritual yang bisa menjadi pemicu. Namun, dalam konteks pelet, beberapa tanda berikut bisa menjadi indikasi, meskipun harus selalu diimbangi dengan diagnosa medis atau psikologis jika memungkinkan:
Perubahan Perasaan yang Drastis dan Tidak Wajar: Tiba-tiba sangat mencintai atau membenci seseorang tanpa alasan yang jelas dan logis, bahkan terhadap orang yang sebelumnya tidak disukai atau sangat dicintai.
Kecenderungan untuk Menuruti Semua Keinginan Orang Tertentu: Merasa terpaksa atau tidak berdaya untuk menolak permintaan seseorang, meskipun bertentangan dengan hati nurani atau akal sehat.
Sulit Tidur atau Mimpi Buruk Berulang: Sering mengalami insomnia, gelisah, atau mimpi buruk yang berkaitan dengan sosok tertentu atau hal-hal menakutkan.
Merasa Gelisah, Sakit Kepala, atau Dada Sesak Tanpa Sebab Medis: Munculnya keluhan fisik yang tidak dapat dijelaskan secara medis, terutama saat memikirkan atau berinteraksi dengan orang yang diduga pelaku pelet.
Menjauh dari Keluarga atau Lingkungan yang Baik: Kehilangan minat pada aktivitas keagamaan, menjauhi keluarga atau teman yang shalih/shalihah, dan lebih memilih bergaul dengan orang yang tidak baik.
Sulit Konsentrasi dan Pikiran Terganggu: Merasa pikiran selalu tertuju pada orang tertentu, sulit fokus pada pekerjaan atau ibadah.
Bau Tidak Sedap yang Muncul Tiba-Tiba: Terkadang, tercium bau-bauan aneh (misalnya bau darah, bangkai, atau kemenyan) tanpa sumber yang jelas.
Penting untuk diingat bahwa tanda-tanda ini bersifat umum dan bisa juga disebabkan oleh hal lain. Pendekatan terbaik adalah tidak langsung menuduh, melainkan mencari perlindungan dan penyembuhan melalui jalan yang syar'i.
Langkah-Langkah Menghilangkan Pelet Menurut Islam
Prinsip dasar dalam menghilangkan pelet atau sihir dalam Islam adalah kembali kepada Allah SWT, memohon perlindungan dan pertolongan hanya dari-Nya, serta menjauhi segala bentuk kesyirikan. Berikut adalah panduan syar'i yang komprehensif:
1. Menguatkan Tauhid dan Keimanan
Ini adalah fondasi utama dan paling penting. Kekuatan sihir berasal dari tipu daya setan yang hanya mampu memengaruhi orang-orang yang lemah imannya. Dengan menguatkan tauhid (keyakinan akan keesaan Allah dan bahwa hanya Dia yang berhak disembah) dan keimanan, seseorang akan memiliki benteng yang kokoh dari segala gangguan:
Keyakinan Penuh kepada Allah SWT: Sadarilah bahwa tidak ada kekuatan yang lebih besar dari Allah SWT. Sihir dan pelet hanyalah tipu daya yang tidak akan membahayakan kecuali atas izin-Nya. Percayalah bahwa Allah adalah pelindung terbaik dan penyembuh segala penyakit.
Meyakini Kekuasaan dan Kehendak Allah: Apa pun yang terjadi di dunia ini, baik atau buruk, adalah atas kehendak Allah. Kekuatan pelet pun tidak akan berefek tanpa izin-Nya. Keyakinan ini akan menghilangkan rasa takut berlebihan dan memperkuat tawakal.
Menjauhi Segala Bentuk Syirik: Jangan sekali-kali mencoba membalas pelet dengan pelet atau mencari pertolongan kepada dukun, paranormal, atau orang pintar yang menggunakan jin. Ini adalah syirik dan hanya akan memperparah keadaan, bahkan bisa membuat Anda menjadi musuh Allah. Ingatlah, memohon pertolongan kepada selain Allah dalam urusan yang hanya Allah yang mampu melakukannya adalah kesyirikan.
Memperbaiki Hubungan dengan Allah: Evaluasi kembali ibadah-ibadah Anda. Apakah shalat lima waktu sudah ditegakkan dengan khusyuk? Apakah ada dosa-dosa yang perlu ditaubati? Kedekatan dengan Allah adalah perisai terkuat.
2. Memperbanyak Zikir dan Doa Perlindungan Diri
Zikir (mengingat Allah) dan doa adalah senjata utama seorang Muslim. Dengan zikir, hati menjadi tenang dan jiwa merasa dilindungi. Beberapa zikir dan doa yang sangat dianjurkan untuk perlindungan dari sihir dan gangguan setan antara lain:
Membaca Ayat Kursi (Surah Al-Baqarah ayat 255): Ayat ini adalah ayat teragung dalam Al-Qur'an dan memiliki keutamaan luar biasa sebagai pelindung. Bacalah setiap selesai shalat fardhu, sebelum tidur, pagi dan sore.
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Membaca Al-Mu'awwidzatain (Surah Al-Falaq dan An-Nas): Kedua surah ini adalah doa perlindungan dari segala kejahatan, termasuk sihir dan tipu daya setan. Bacalah tiga kali setiap pagi dan sore, serta sebelum tidur. Rasulullah SAW sering membaca keduanya untuk meruqyah diri sendiri dan keluarganya.
Membaca Surah Al-Ikhlas: Bacalah tiga kali setiap pagi dan sore, serta sebelum tidur bersama Al-Falaq dan An-Nas.
Doa Perlindungan Pagi dan Sore:
"A'udzu bi kalimatillahit tammati min syarri ma khalaq." (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakan-Nya). Bacalah tiga kali di pagi dan sore hari.
"Bismillahilladzi la yadhurru ma'asmihi syai'un fil ardhi wa la fis sama'i wa Huwas Sami'ul 'Alim." (Dengan nama Allah yang bersama nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang membahayakan di bumi dan tidak pula di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui). Bacalah tiga kali di pagi dan sore hari.
"Hasbunallah wa Ni'mal Wakil." (Cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik pelindung). Perbanyaklah membaca ini saat merasa cemas atau takut.
Doa Saat Keluar Rumah:
"Bismillahi tawakkaltu 'alallah, la hawla wa la quwwata illa billah." (Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).
3. Melaksanakan Ruqyah Syar'iyyah
Ruqyah syar'iyyah adalah metode pengobatan dengan membaca ayat-ayat Al-Qur'an dan doa-doa yang diajarkan Rasulullah SAW. Ini adalah cara yang paling efektif dan dibolehkan dalam Islam untuk mengusir gangguan jin, sihir, dan penyakit lainnya.
Cara Melakukan Ruqyah Syar'iyyah:
Ruqyah bisa dilakukan sendiri (mandiri) atau oleh orang lain yang terpercaya dan memahami syariat:
Niat yang Ikhlas: Niatkan ruqyah semata-mata untuk mencari kesembuhan dari Allah SWT, bukan dari bacaan atau orang yang meruqyah itu sendiri.
Wudhu: Pastikan Anda dalam keadaan suci dari hadas kecil maupun besar.
Bacaan Ruqyah:
Surah Al-Fatihah (7 kali atau lebih)
Ayat Kursi (Surah Al-Baqarah: 255)
Dua ayat terakhir Surah Al-Baqarah (285-286)
Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas (masing-masing 3 kali atau lebih)
Beberapa ayat dari Surah Al-A'raf (117-122), Surah Yunus (79-82), Surah Taha (65-69) – ayat-ayat tentang sihir yang dibatalkan.
Doa-doa perlindungan yang ma'tsur (dari Rasulullah SAW), seperti:
"Adzhibil ba'sa Rabban Naas, isyfi anta asy-Syafii, la syifaa-a illa syifaa-uka, syifaa-an la yughadiru saqama." (Hilangkanlah penyakit wahai Tuhan manusia, sembuhkanlah karena Engkau adalah Penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain).
"U'idzukum bi kalimatillahit tammati min kulli syaithanin wa hammatin, wa min kulli 'ainin lammah." (Aku memohon perlindungan untukmu dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap gangguan setan dan binatang berbisa, serta dari setiap mata yang dengki/jahat). (Jika meruqyah orang lain, gunakan 'ukum/kamu', jika diri sendiri 'u'idzu nafsi/aku memohon perlindungan untuk diriku').
Cara Pelaksanaan:
Untuk Diri Sendiri (Self-Ruqyah): Kumpulkan kedua telapak tangan, baca Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, lalu tiupkan ke telapak tangan dan usapkan ke seluruh tubuh yang bisa dijangkau, dimulai dari kepala, wajah, dan bagian depan tubuh. Lakukan sebelum tidur. Bisa juga membaca ayat-ayat di atas pada air putih lalu meminumnya atau mengusapkannya ke bagian tubuh yang sakit.
Oleh Orang Lain (Jika Kondisi Parah): Orang yang meruqyah menempelkan tangannya pada bagian tubuh yang sakit (misalnya kepala atau dada) atau tidak menempelkan tangan sama sekali dan membacakan ayat-ayat ruqyah. Boleh meniupkan sedikit ludah (bukan meludah) ke bagian tubuh yang diusap.
Kontinuitas: Lakukan ruqyah secara rutin dan konsisten sampai tanda-tanda pengaruh pelet menghilang. Kesembuhan butuh waktu dan kesabaran.
4. Memperbaiki Akhlak dan Menjauhi Maksiat
Dosa dan maksiat adalah pintu masuk bagi setan untuk mengganggu manusia. Dengan menjauhi maksiat dan memperbaiki akhlak, seseorang akan membangun perisai spiritual yang kuat:
Menjaga Shalat Lima Waktu: Tegakkan shalat pada waktunya dengan khusyuk. Shalat adalah tiang agama dan benteng seorang Muslim.
Membaca Al-Qur'an Secara Rutin: Jadikan Al-Qur'an sebagai teman sehari-hari. Bacalah, tadabburi (renungkan maknanya), dan amalkan isinya. Rumah yang sering dibacakan Al-Qur'an akan dijauhi setan.
Menghindari Tempat dan Lingkungan Maksiat: Jauhi tempat-tempat yang menjadi sarang kemaksiatan, seperti diskotek, tempat perjudian, atau lingkungan yang penuh dengan ghibah (gosip) dan fitnah.
Menjaga Pandangan, Lisan, dan Perbuatan: Hindari melihat hal-hal yang haram, berbicara kotor, berbohong, atau melakukan perbuatan dosa lainnya.
Mendengarkan Ceramah Agama: Perbanyak mendengarkan ceramah agama yang sahih untuk menambah ilmu dan menguatkan iman.
5. Bertawakal dan Bersabar
Proses penyembuhan dari pengaruh pelet mungkin tidak instan. Oleh karena itu, tawakal (berserah diri sepenuhnya kepada Allah setelah berusaha maksimal) dan kesabaran sangatlah penting:
Tawakal Penuh: Setelah melakukan semua ikhtiar syar'i, serahkan sepenuhnya hasilnya kepada Allah. Percayalah bahwa Allah akan memberikan yang terbaik, baik kesembuhan total, maupun hikmah di balik cobaan ini.
Sabar dan Istiqamah: Jangan putus asa jika kesembuhan tidak langsung datang. Teruslah berzikir, berdoa, dan meruqyah. Setiap cobaan adalah ujian dari Allah untuk melihat seberapa kuat keimanan hamba-Nya.
Husnuzon (Berprasangka Baik kepada Allah): Yakinlah bahwa Allah tidak akan membebani hamba-Nya melainkan sesuai dengan kemampuannya. Allah Maha Penyayang dan akan selalu menolong hamba-Nya yang beriman.
Bersyukur: Syukuri setiap proses, setiap peningkatan, dan setiap bantuan yang datang. Rasa syukur akan menambah keberkahan.
6. Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan
Setan menyukai tempat-tempat kotor dan jorok. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan adalah bagian dari sunnah dan dapat menjauhkan dari gangguan setan:
Mandi dan Berwudhu Secara Teratur: Pastikan tubuh selalu dalam keadaan bersih, terutama saat akan beribadah.
Membersihkan Rumah: Jaga kebersihan rumah dari kotoran, sampah, dan sarang laba-laba. Rumah yang bersih dan sering dibacakan Al-Qur'an akan dijauhi setan.
Menyingkirkan Jimat atau Azimat: Jika ada benda-benda yang dianggap sebagai jimat atau azimat di dalam rumah, segera singkirkan dan hancurkan. Ini adalah bentuk syirik.
Menghilangkan Gambar Makhluk Bernyawa (Jika Tidak Mendesak): Sebagian ulama berpendapat bahwa gambar atau patung makhluk bernyawa dapat mengundang jin. Meskipun ada perbedaan pendapat, lebih baik menghindari jika tidak ada keperluan mendesak.
7. Meminta Bantuan dari Orang yang Saleh dan Terpercaya
Jika kondisi sangat parah dan sulit diatasi sendiri, boleh meminta bantuan dari orang lain. Namun, pilihlah dengan sangat hati-hati:
Pilih Orang yang Saleh dan Berilmu Agama: Cari ustadz, kyai, atau praktisi ruqyah syar'iyyah yang dikenal beraqidah lurus (tidak syirik), berakhlak mulia, dan memahami Al-Qur'an serta Sunnah.
Hindari Dukun, Peramal, atau Paranormal: Jangan pernah mendatangi dukun, peramal, atau orang pintar yang meminta syarat-syarat aneh, menggunakan mantra-mantra yang tidak jelas, meminta tumbal, atau menggunakan jin. Ini adalah perbuatan syirik dan dilarang keras dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa mendatangi peramal (dukun), lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh malam." (HR. Muslim). Lebih parah lagi jika membenarkan apa yang dikatakannya, itu bisa termasuk kafir.
Pastikan Praktik Ruqyahnya Sesuai Syariat: Ruqyah yang syar'i harus memenuhi syarat: (1) Menggunakan kalimat-kalimat dari Al-Qur'an, doa ma'tsur, atau perkataan yang baik yang maknanya jelas; (2) Menggunakan bahasa Arab atau bahasa yang dipahami maknanya; (3) Meyakini bahwa ruqyah hanya sebagai sebab, kesembuhan datang dari Allah; (4) Tidak mengandung unsur syirik.
8. Menjaga Pola Hidup Sehat
Kesehatan fisik dan mental juga memengaruhi ketahanan seseorang terhadap gangguan spiritual. Pola hidup sehat membantu menjaga stamina dan energi positif:
Asupan Makanan Halal dan Bergizi: Konsumsi makanan dan minuman yang halal, toyib (baik), dan bergizi. Hindari makanan haram atau yang didapat dari cara haram.
Olahraga Teratur: Tubuh yang bugar cenderung lebih kuat secara spiritual.
Istirahat yang Cukup: Kurang tidur dapat melemahkan konsentrasi dan daya tahan tubuh.
Manajemen Stres: Kelola stres dengan baik melalui ibadah, rekreasi yang halal, dan interaksi sosial yang positif.
9. Memperkuat Silaturahmi
Hubungan yang baik dengan sesama Muslim, terutama keluarga dan kerabat, dapat mendatangkan keberkahan dan dukungan moral. Lingkungan yang positif akan membantu mengusir energi negatif:
Menjaga Hubungan dengan Keluarga: Silaturahmi memperpanjang umur dan meluaskan rezeki. Keberkahan ini juga bisa menjadi perisai.
Bergaul dengan Orang Saleh: Lingkungan pergaulan sangat memengaruhi. Dekati orang-orang yang senantiasa mengingatkan pada kebaikan dan Allah SWT.
Menghindari Perpecahan dan Permusuhan: Pertengkaran dan permusuhan dapat membuka celah bagi setan untuk masuk dan memperkeruh suasana.
10. Berdoa untuk Pelaku (Jika Diketahui)
Jika Anda mengetahui siapa pelaku pelet tersebut, Anda memiliki dua pilihan:
Memaafkan dan Mendoakan Hidayah: Ini adalah pilihan terbaik dan paling mulia dalam Islam. Dengan memaafkan, Anda melepaskan diri dari dendam dan kebencian, serta mendoakan agar pelaku mendapatkan hidayah dan bertaubat.
Berdoa agar Kejahatan Dibalikkan: Anda juga bisa berdoa kepada Allah agar kejahatan yang ditujukan kepada Anda dibalikkan kepada pelaku atau agar Allah melindunginya dari kejahatan dirinya sendiri. Hindari doa yang bersifat mendoakan kebinasaan total, kecuali dalam kondisi terzalimi parah dan yakin bahwa doa tersebut adil.
Ingatlah bahwa tujuan utama adalah membersihkan diri dari efek pelet, bukan membalas dendam.
Kisah-Kisah Inspiratif dan Hikmah
Dalam sejarah Islam, banyak kisah yang menunjukkan bahwa sihir tidak akan mempan jika Allah tidak mengizinkan. Salah satu contoh paling terkenal adalah kisah Nabi Musa AS melawan tukang sihir Firaun. Para tukang sihir melemparkan tali dan tongkat mereka yang terlihat seperti ular-ular yang bergerak, membuat orang banyak ketakutan. Namun, ketika Nabi Musa melemparkan tongkatnya, tongkat itu berubah menjadi ular besar yang menelan semua tipuan sihir mereka.
Allah berfirman (QS. Taha: 69): "Dan lemparkanlah apa (tongkat) yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir. Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana pun ia datang."
Hikmah dari kisah ini adalah bahwa sihir hanyalah tipu daya, dan kebenaran serta kekuasaan Allah akan selalu mengalahkannya. Seorang Muslim tidak perlu takut berlebihan terhadap sihir, melainkan memperkuat keimanannya kepada Allah SWT.
Bahkan Rasulullah SAW sendiri pernah terkena sihir (pelet dalam arti yang lebih umum), yang membuat beliau merasa telah melakukan sesuatu padahal tidak. Namun, dengan izin Allah dan melalui ruqyah serta doa, beliau disembuhkan. Ini menunjukkan bahwa bahkan seorang Nabi pun bisa terkena, dan jalan keluarnya adalah kembali kepada Allah melalui cara yang syar'i.
Kisah-kisah ini mengajarkan kita pentingnya keteguhan iman dan kepercayaan penuh kepada Allah SWT. Betapa pun dahsyatnya sihir atau pelet itu tampak, ia tidak akan memiliki daya tanpa kehendak Allah. Oleh karena itu, fokus kita harus selalu pada penguatan hubungan dengan Sang Pencipta, sumber segala kekuatan dan perlindungan.
Pentingnya Membedakan Antara Sihir dan Gangguan Psikologis
Seringkali, gejala-gejala yang mirip dengan gangguan pelet bisa jadi merupakan manifestasi dari masalah psikologis seperti depresi, kecemasan berlebihan, atau OCD (Obsessive-Compulsive Disorder). Adalah bijaksana untuk tidak langsung menyimpulkan bahwa setiap masalah adalah akibat sihir.
Konsultasi Medis/Psikologis: Jika Anda mengalami gejala-gejala fisik atau mental yang tidak biasa, langkah pertama yang disarankan adalah berkonsultasi dengan dokter atau psikiater untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab medis atau psikologis.
Pendekatan Holistik: Islam mendorong kita untuk mencari pengobatan terbaik yang tersedia. Jika masalahnya adalah psikologis, pengobatan dan terapi profesional sangat dianjurkan. Tidak ada salahnya menggabungkan pengobatan medis dengan ruqyah syar'iyyah, karena keduanya bisa saling mendukung.
Jangan Panik: Rasa panik dan ketakutan berlebihan dapat memperburuk kondisi, baik secara fisik maupun mental, serta membuat seseorang lebih rentan terhadap bisikan setan.
Memiliki pemahaman yang seimbang antara aspek spiritual dan duniawi adalah kunci. Jangan sampai karena terlalu fokus pada sihir, kita mengabaikan aspek kesehatan fisik dan mental yang juga merupakan anugerah dari Allah.
Peringatan Penting dan Penutup
Ilmu pelet adalah bentuk sihir yang sangat dilarang dalam Islam. Menggunakannya, memintanya, atau bahkan membalasnya dengan sihir serupa adalah perbuatan syirik yang dosanya sangat besar dan tidak diampuni jika tidak bertaubat. Jalan keluar yang benar dan diridhai Allah SWT adalah dengan kembali kepada-Nya sepenuhnya.
Ingatlah bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Kuat, Maha Pelindung, dan Maha Penyembuh. Kekuatan jin dan setan, meskipun nyata, sangatlah terbatas di hadapan kekuasaan Allah. Dengan menguatkan tauhid, memperbanyak zikir dan doa, meruqyah diri secara syar'i, memperbaiki akhlak, serta bertawakal penuh, insya Allah seseorang akan dilindungi dan disembuhkan dari segala bentuk kejahatan, termasuk ilmu pelet.
Jangan pernah putus asa dari rahmat Allah. Teruslah berikhtiar dan berdoa, karena tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua dari segala marabahaya dan kejahatan.