Fenomena pelet, yang sering dikaitkan dengan sihir atau guna-guna untuk memengaruhi perasaan dan kehendak seseorang, bukanlah hal baru dalam masyarakat. Meskipun sering dianggap sebagai mitos oleh sebagian orang, dalam ajaran Islam, sihir dan segala bentuknya diakui keberadaannya sebagai perbuatan dosa besar yang dapat mendatangkan bahaya dan penderitaan. Pelet adalah salah satu bentuk sihir yang bertujuan untuk menundukkan hati seseorang agar jatuh cinta atau menuruti keinginan pelakunya, seringkali dengan cara yang tidak wajar dan merusak tatanan hidup.
Artikel ini hadir sebagai panduan komprehensif untuk memahami dan mengatasi pelet secara Islam. Kita akan mengupas tuntas hakikat pelet dalam pandangan Islam, prinsip-prinsip dasar penyembuhan Islami, langkah-langkah praktis ruqyah syar'iyyah, doa-doa perlindungan, serta cara membentengi diri agar terhindar dari pengaruh jahat tersebut. Fokus utama adalah pada tauhid (keesaan Allah), tawakkal (berserah diri kepada Allah), serta penggunaan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai sumber kekuatan dan penyembuhan utama.
Sebelum melangkah lebih jauh, penting bagi kita untuk memahami apa itu pelet dan bagaimana Islam memandang praktik ini. Pelet seringkali diidentikkan dengan guna-guna atau sihir yang bertujuan untuk memengaruhi kehendak seseorang, membuatnya tergila-gila, jatuh cinta, atau menuruti segala perintah pelaku pelet. Ini adalah praktik yang melibatkan kekuatan gaib, biasanya melalui bantuan jin atau setan, dan seringkali dilakukan oleh orang-orang yang dikenal sebagai dukun atau ahli sihir.
Dalam Islam, sihir (termasuk pelet) adalah perbuatan yang sangat dikecam dan termasuk dosa besar. Al-Qur'an dan Hadis banyak membahas tentang sihir dan bahayanya. Sihir secara umum didefinisikan sebagai ikatan, jampi-jampi, atau mantra yang diucapkan, ditulis, atau dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat memengaruhi badan, hati, atau akal orang yang disihir tanpa menyentuhnya secara langsung. Sihir bisa menyebabkan sakit, kematian, memisahkan suami istri, bahkan membuat seseorang jatuh cinta di luar kehendaknya (seperti pelet).
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 102:
"...Padahal Sulaiman tidak kafir, melainkan setan-setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di Babil yaitu Harut dan Marut... Mereka (setan) itu mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di Babil, yaitu Harut dan Marut. Padahal keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seseorang sebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kafir.” Maka mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang dapat memisahkan antara seorang (suami) dengan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan mereka, dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Dan sungguh, mereka sudah tahu, barang siapa membeli (menggunakan sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Sungguh, amat buruk perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir, sekiranya mereka tahu."
Ayat ini secara jelas menunjukkan bahwa sihir itu ada, diajarkan oleh setan, dapat memisahkan suami istri (dan analoginya, memengaruhi perasaan), dan bahwa mempelajarinya atau menggunakannya adalah kekafiran serta perbuatan yang sangat merugikan di dunia dan akhirat. Pelet termasuk dalam kategori sihir jenis ini karena tujuannya adalah memengaruhi hati dan kehendak seseorang melalui cara-cara non-syar'i.
Sumber utama kekuatan di balik praktik pelet adalah jin dan setan. Dukun atau ahli sihir menjalin perjanjian dengan jin atau setan, seringkali dengan syarat-syarat yang bertentangan dengan syariat Islam, seperti melakukan kesyirikan, menghina Al-Qur'an, atau meninggalkan shalat. Sebagai imbalannya, jin atau setan akan membantu dukun tersebut melakukan sihir, termasuk pelet.
Dampak pelet bisa sangat merusak, baik bagi korban maupun pelakunya:
Menyadari bahaya ini, penting bagi seorang Muslim untuk menjauhi segala bentuk sihir dan mencari solusi hanya kepada Allah SWT, Dzat yang memiliki kekuatan mutlak atas segala sesuatu.
Mengatasi pelet bukanlah sekadar mengobati gejala fisik atau psikis, melainkan sebuah proses penyembuhan spiritual yang mendalam. Dalam Islam, setiap penyembuhan harus didasarkan pada prinsip-prinsip tauhid dan tawakkal yang kokoh. Ini adalah fondasi utama yang membedakan penyembuhan Islami dari praktik lain yang mungkin mengandung unsur syirik.
Prinsip paling fundamental dalam penyembuhan Islami adalah keyakinan penuh bahwa hanya Allah SWT yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada jin, dukun, atau makhluk lain yang memiliki kekuatan untuk menyembuhkan tanpa izin dan kehendak-Nya. Mengandalkan selain Allah dalam penyembuhan sihir atau pelet adalah bentuk syirik yang justru akan menjauhkan dari rahmat dan pertolongan Allah. Sebesar apa pun sihir itu, ia tidak akan bisa mencelakakan kecuali dengan izin Allah.
Maka, langkah pertama adalah membersihkan hati dari segala bentuk kesyirikan, bertobat kepada Allah, dan mengikrarkan bahwa Laa Hawla wa Laa Quwwata Illaa Billaah (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Keyakinan ini akan memberikan ketenangan dan keberanian dalam menghadapi ujian.
Setelah meyakini tauhid, langkah selanjutnya adalah tawakkal, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah setelah melakukan ikhtiar yang maksimal. Tawakkal bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan berusaha sekuat tenaga sesuai syariat, lalu menyerahkan hasilnya kepada Allah. Yakinlah bahwa Allah tidak akan membebani hamba-Nya di luar batas kemampuannya, dan bahwa setiap ujian pasti ada jalan keluarnya.
Sikap tawakkal ini akan menghilangkan rasa takut dan keputusasaan, menggantinya dengan harapan dan keyakinan akan pertolongan Allah. Sesungguhnya, Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Isra' ayat 82:
"Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar (penyembuh) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman..."
Ayat ini secara eksplisit menyatakan bahwa Al-Qur'an adalah syifa' (penawar atau penyembuh) bagi penyakit-penyakit, baik fisik maupun spiritual. Ayat-ayat Al-Qur'an memiliki kekuatan dan keberkahan untuk mengusir jin, membatalkan sihir, dan menenangkan jiwa. Oleh karena itu, membaca, mendengarkan, dan merenungkan Al-Qur'an adalah inti dari proses penyembuhan Islami dari pelet.
Doa adalah inti ibadah dan jembatan komunikasi langsung antara hamba dengan Rabb-nya. Melalui doa, kita memohon pertolongan, perlindungan, dan kesembuhan dari Allah. Zikir (mengingat Allah) juga merupakan benteng yang sangat kokoh dari gangguan setan dan jin. Dengan berzikir, hati menjadi tenang dan iman semakin kuat.
Kedua amalan ini harus dilakukan secara konsisten, dengan penuh harap dan keyakinan bahwa Allah pasti mendengar dan mengabulkan doa hamba-Nya yang tulus.
Proses penyembuhan dari pelet mungkin memerlukan waktu dan kesabaran. Gangguan sihir terkadang tidak langsung hilang dalam satu waktu. Oleh karena itu, istiqamah (konsisten) dalam melakukan amalan syar'i dan sabar dalam menghadapi ujian adalah kunci. Jangan mudah menyerah atau putus asa. Setiap kesabaran akan dibalas dengan pahala yang besar di sisi Allah.
Setelah memahami prinsip dasarnya, kini saatnya masuk ke langkah-langkah praktis dalam menghilangkan pelet. Metode yang disyariatkan dalam Islam adalah ruqyah syar'iyyah, yaitu pengobatan dengan membaca ayat-ayat Al-Qur'an dan doa-doa ma'tsur (yang bersumber dari Nabi SAW) dengan niat memohon kesembuhan kepada Allah.
Ruqyah mandiri adalah metode terbaik karena menunjukkan kemandirian dan ketergantungan langsung kepada Allah. Berikut adalah ayat-ayat dan doa yang bisa dibaca:
Bacalah doa-doa berikut dengan penuh penghayatan:
Selama ruqyah, orang yang terkena pelet mungkin menunjukkan reaksi tertentu, seperti:
Jika reaksi-reaksi ini muncul, teruskan ruqyah dengan tenang dan penuh keyakinan. Ini adalah tanda bahwa jin atau sihir sedang terganggu dan insya Allah akan keluar atau melemah. Jangan panik. Jika tidak ada reaksi, itu juga baik, teruskan saja sebagai ikhtiar.
Jika ruqyah mandiri terasa sulit atau gejala yang dialami sangat berat, seseorang bisa mencari bantuan dari raqi (orang yang melakukan ruqyah) yang syar'i. Penting untuk memilih raqi yang benar-benar mengikuti syariat Islam:
Intinya, raqi yang syar'i adalah seorang Muslim yang bertakwa, berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah, dan tidak pernah melibatkan unsur kesyirikan dalam praktiknya.
Menghilangkan pelet bukan hanya tentang melakukan ruqyah sekali atau dua kali, melainkan proses berkelanjutan yang melibatkan pemulihan fisik, mental, dan spiritual. Kesembuhan sejati datang dari Allah dan memerlukan kesabaran serta ketekunan.
Setelah ruqyah dilakukan, sangat penting untuk menjaga konsistensi dalam ibadah. Ini termasuk:
Proses pemulihan dari pelet bisa memakan waktu. Jin atau sihir mungkin mencoba kembali atau memberikan gangguan dalam bentuk lain. Kuncinya adalah sabar, tawakkal, dan tidak putus asa. Setiap gangguan adalah ujian dari Allah yang akan mengangkat derajat hamba-Nya jika dihadapi dengan sabar dan ikhlas. Ingatlah bahwa Allah tidak akan membebani hamba-Nya melebihi kemampuannya.
Jika dampak pelet sangat memengaruhi kondisi psikologis, jangan ragu untuk mencari dukungan dari keluarga, teman, atau bahkan ahli psikologi/psikiater yang Muslim. Penting untuk membedakan antara gejala spiritual dan kondisi psikologis yang memerlukan penanganan profesional. Keduanya bisa berjalan beriringan.
Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Membangun benteng spiritual yang kuat adalah cara terbaik untuk melindungi diri dari segala bentuk sihir dan gangguan jin, termasuk pelet. Ini adalah amalan sehari-hari yang harus diistiqamahkan.
Dasar dari semua perlindungan adalah tauhid yang murni. Tidak ada yang bisa membahayakan atau memberi manfaat kecuali Allah. Memurnikan ibadah hanya untuk Allah dan menjauhi segala bentuk kesyirikan adalah benteng terkuat.
Zikir pagi dan petang adalah amalan yang sangat ditekankan oleh Nabi SAW untuk perlindungan harian. Zikir-zikir ini, seperti Ayat Kursi, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, doa "A'udzu bi kalimaatillaahit taammaati min syarri maa khalaq," dan doa "Bismillaahil ladzii laa yadhurru ma'asmihii syai'un fil ardhi wa laa fis samaa'i wa Huwas samii'ul 'aliim" adalah perisai ampuh dari segala kejahatan.
Bacalah dengan khusyuk dan penuh keyakinan di waktu-waktu yang ditentukan (setelah shalat Subuh hingga terbit matahari untuk zikir pagi, dan setelah shalat Ashar hingga terbenam matahari untuk zikir petang).
Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa pun yang membaca Ayat Kursi sebelum tidur, akan senantiasa dijaga oleh Allah dan setan tidak akan mendekatinya sampai pagi.
Sebelum tidur, bacalah Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas masing-masing 3 kali, lalu tiupkan ke telapak tangan dan usapkan ke seluruh tubuh yang terjangkau, dimulai dari kepala, wajah, dan bagian depan tubuh. Lakukan ini secara rutin.
Mengucapkan Bismillah sebelum makan, minum, masuk rumah, keluar rumah, berpakaian, atau memulai aktivitas apa pun akan menutup pintu bagi setan untuk ikut serta atau mengganggu.
Shalat adalah benteng paling utama. Melaksanakannya dengan khusyuk dan tepat waktu akan menguatkan hubungan dengan Allah dan menjauhkan dari gangguan setan. Bagi laki-laki, shalat berjamaah di masjid memiliki keutamaan dan perlindungan lebih.
Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya Surah Al-Baqarah." (HR. Muslim). Putar atau bacakan Surah Al-Baqarah di rumah secara berkala untuk mengusir jin dan setan.
Berusaha untuk selalu dalam keadaan suci (memiliki wudhu) akan membuat jin sulit mendekat. Wudhu adalah cahaya bagi seorang Muslim.
Setan dan jin suka berada di tempat-tempat dan pada orang-orang yang melakukan kesyirikan dan maksiat. Jauhi segala bentuk syirik, takhayul, dan dosa-dosa lainnya.
Sedekah dapat menghapus dosa, mendatangkan keberkahan, dan menolak bala, termasuk gangguan sihir. Lakukanlah sedekah secara rutin. Rasulullah SAW bersabda: "Obatilah orang sakit kalian dengan sedekah."
Ada beberapa kesalahpahaman yang sering beredar di masyarakat mengenai pelet dan sihir yang perlu diluruskan berdasarkan ajaran Islam:
Koreksi Islami: Al-Qur'an dan Sunnah dengan jelas menyatakan keberadaan sihir. Kisah Nabi Musa AS melawan tukang sihir Firaun, serta ayat-ayat di Surah Al-Baqarah (102) dan Al-Falaq, adalah bukti nyata bahwa sihir itu nyata adanya dan memiliki efek dengan izin Allah. Mengingkari keberadaannya sama saja dengan mengingkari sebagian dari Al-Qur'an.
Koreksi Islami: Ini adalah kesalahpahaman paling berbahaya. Dukun adalah bagian dari masalah, bukan solusi. Mereka bersekutu dengan jin dan setan, yang merupakan sumber dari sihir itu sendiri. Mengobati sihir dengan sihir lain (melalui dukun) adalah dosa syirik dan hanya akan menambah masalah, karena setan tidak akan keluar kecuali dengan sesuatu yang lebih buruk dari apa yang menyebabkan mereka masuk.
Penyembuhan sejati hanya datang dari Allah melalui Al-Qur'an dan doa-doa yang syar'i, sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW.
Koreksi Islami: Ini adalah mitos yang membuat korban putus asa. Kekuatan Allah jauh melampaui kekuatan sihir manusia atau jin. Jika Allah berkehendak, sihir bisa hilang seketika, kapan saja, di mana saja, tanpa harus menunggu kematian pelakunya. Kuncinya adalah keyakinan penuh kepada Allah dan terus berusaha dengan ruqyah syar'iyyah.
Koreksi Islami: Menggunakan jimat, gelang, kalung, atau benda-benda lain yang diyakini memiliki kekuatan penolak bala atau pelindung adalah syirik kecil, dan bisa menjadi syirik besar jika diyakini benda tersebut memiliki kekuatan independen dari Allah. Perlindungan hanya datang dari Allah semata, melalui zikir, doa, dan Al-Qur'an.
Koreksi Islami: Ruqyah syar'iyyah adalah pembacaan ayat Al-Qur'an dan doa. Ini adalah amalan ibadah yang menenangkan bagi orang beriman. Reaksi yang terjadi pada korban sihir selama ruqyah bukanlah karena ruqyah itu sendiri yang menyakitkan, melainkan karena jin atau sihir yang terganggu dan bereaksi. Bagi yang tidak memiliki gangguan, ruqyah justru mendatangkan ketenangan dan kedamaian.
Menghilangkan pelet secara Islam adalah perjalanan spiritual yang memerlukan keyakinan teguh kepada Allah, ketekunan dalam ibadah, dan kesabaran yang tiada henti. Pelet, sebagai bentuk sihir, adalah ujian yang nyata, namun Allah SWT telah memberikan kita Al-Qur'an sebagai penawar dan rahmat, serta doa-doa yang menjadi benteng perlindungan.
Ingatlah bahwa segala kekuatan hanya milik Allah. Tidak ada sihir sekuat apa pun yang dapat mencelakakan kita kecuali dengan izin-Nya. Fokuslah pada penguatan tauhid, membersihkan diri dari dosa, dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah. Dengan demikian, insya Allah, benteng spiritual Anda akan kokoh, dan Anda akan terbebas dari segala bentuk gangguan, serta mendapatkan ketenangan dan kedamaian sejati.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadi panduan bagi setiap Muslim yang sedang diuji dengan fenomena pelet atau sihir. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan, dan hanya kepada-Nya kita berserah diri.