Menangkal Pelet Secara Islam: Panduan Lengkap Perlindungan Diri dan Keluarga

Dalam kehidupan, kadang kita dihadapkan pada hal-hal gaib yang mengancam ketenangan, salah satunya adalah pelet. Namun, bagi seorang Muslim, perlindungan sejati datang dari Allah SWT. Artikel ini menyajikan panduan komprehensif tentang bagaimana seorang Muslim dapat melindungi diri dan keluarganya dari gangguan sihir, termasuk pelet, dengan berpegang teguh pada ajaran Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dengan keimanan yang kuat, doa yang tulus, dan amalan yang konsisten, kita akan menemukan ketenangan dan keamanan di bawah lindungan-Nya.

Simbol Perlindungan Islam Gambar ikonik sebuah perisai dengan bulan sabit dan bintang, melambangkan perlindungan dan keimanan dalam Islam.

Pengantar: Memahami Pelet dalam Perspektif Islam

Pelet adalah istilah yang dikenal luas di Indonesia untuk merujuk pada jenis sihir atau ilmu hitam yang bertujuan untuk memengaruhi hati seseorang agar timbul rasa cinta, kasih sayang, atau bahkan obsesi kepada pengirimnya. Praktik ini seringkali melibatkan perantara jin dan benda-benda tertentu, serta jampi-jampi yang menyimpang dari ajaran tauhid. Dalam Islam, praktik semacam ini—seperti semua bentuk sihir—diharamkan secara mutlak karena merupakan perbuatan syirik, yaitu menyekutukan Allah SWT dengan meminta pertolongan kepada selain-Nya.

Al-Qur'an dan As-Sunnah telah menjelaskan dengan gamblang bahaya sihir dan segala praktik yang bersekutu dengan setan. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 102: "Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di Babel yaitu Harut dan Marut..." Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa sihir adalah perbuatan kekafiran yang diajarkan oleh setan dan membawa mudarat besar bagi manusia.

Tujuan utama praktik pelet adalah memanipulasi kehendak bebas individu, mengambil alih kontrol atas perasaan dan pikiran mereka, yang jelas bertentangan dengan fitrah manusia dan kehendak Allah. Seorang Muslim harus memahami bahwa segala bentuk sihir, termasuk pelet, tidak memiliki kekuatan intrinsik di luar izin Allah. Artinya, sihir hanya bisa membahayakan jika Allah mengizinkannya, dan Allah mengizinkan hal itu sebagai ujian bagi hamba-Nya atau sebagai akibat dari kelalaian mereka dalam beribadah dan berlindung kepada-Nya. Oleh karena itu, kunci utama perlindungan adalah kembali kepada Allah, memohon pertolongan-Nya, dan memperkuat benteng keimanan.

Memahami konsep ini penting agar kita tidak jatuh ke dalam keputusasaan atau malah mencari jalan pintas yang juga syirik saat menghadapi gangguan sihir. Islam menyediakan solusi yang lengkap dan syar'i untuk menangkal dan mengobati efek pelet, yang semuanya berpusat pada penguatan tauhid dan ketaatan kepada Allah SWT. Ini bukan hanya tentang menangkal serangan, tetapi juga membangun ketahanan spiritual yang kokoh dari dalam diri.

Tauhid: Fondasi Utama Perlindungan Diri

Tauhid, yaitu mengesakan Allah SWT dalam segala aspek ibadah dan keyakinan, adalah fondasi paling mendasar dan terpenting dalam menangkal segala bentuk keburukan, termasuk sihir dan pelet. Ketika seorang hamba hanya menyembah Allah, hanya memohon pertolongan kepada-Nya, dan hanya bertawakkal (berserah diri) kepada-Nya, maka ia telah membangun benteng yang tak tertembus.

Keyakinan akan keesaan Allah berarti meyakini bahwa hanya Allah yang Maha Kuasa, Maha Pelindung, dan Maha Pemberi Manfaat maupun Mudharat. Tidak ada kekuatan lain yang setara dengan-Nya, termasuk jin, setan, atau tukang sihir. Jika seseorang masih percaya bahwa ada kekuatan selain Allah yang dapat secara mutlak mendatangkan kebaikan atau keburukan tanpa izin-Nya, maka tauhidnya belum sempurna. Kelemahan tauhid inilah yang seringkali menjadi celah bagi masuknya pengaruh sihir.

Tiga Pilar Tauhid dalam Perlindungan:

  1. Tauhid Rububiyyah: Mengimani bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta, Pengatur, dan Pemberi Rezeki alam semesta. Ini berarti meyakini bahwa tidak ada yang dapat menciptakan atau mengatur tanpa izin-Nya. Sihir hanyalah sebab, sedangkan yang menentukan akibat adalah Allah. Dengan keyakinan ini, kita tahu bahwa tukang sihir dan jin tidak memiliki kekuatan mutlak untuk mencelakai kita.
  2. Tauhid Uluhiyyah: Mengesakan Allah dalam segala bentuk ibadah. Hanya kepada Allah kita shalat, berdoa, beristighatsah (memohon pertolongan di saat genting), dan bernazar. Memohon pertolongan kepada dukun, paranormal, atau jin untuk menangkal pelet adalah bentuk syirik besar yang merusak tauhid uluhiyyah dan justru membuka pintu bagi gangguan setan yang lebih parah.
  3. Tauhid Asma' wa Sifat: Mengimani dan menetapkan bagi Allah nama-nama dan sifat-sifat-Nya yang mulia sebagaimana yang Dia tetapkan untuk Diri-Nya sendiri dan yang ditetapkan oleh Rasulullah ﷺ, tanpa mentahrif (mengubah), menta'thil (meniadakan), men-takyif (menggambarkan bentuknya), atau men-tamtil (menyerupakan dengan makhluk). Dengan mengenal Allah melalui nama-nama-Nya seperti Ar-Raqib (Maha Mengawasi), Al-Hafizh (Maha Penjaga), dan Al-Wali (Maha Pelindung), keimanan kita akan semakin kokoh dan rasa aman pun akan bertumbuh.

Memurnikan tauhid adalah langkah pertama dan terpenting. Ini bukan hanya keyakinan di hati, tetapi juga tercermin dalam setiap ucapan dan perbuatan. Hindari segala bentuk praktik syirik, seperti mendatangi dukun, memakai jimat, atau percaya pada ramalan. Sebab, praktik-praktik tersebut justru akan melemahkan benteng tauhid dan membuat seseorang rentan terhadap pengaruh setan dan sihir. Seorang yang tauhidnya kuat akan memiliki ketenangan jiwa, ia tahu bahwa tidak ada kekuatan yang bisa mencelakainya tanpa izin Allah, dan jika pun terjadi, itu adalah ujian dari-Nya yang akan mendatangkan pahala jika dihadapi dengan sabar.

"Katakanlah (Muhammad), 'Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah hendaknya orang-orang mukmin bertawakkal.'" (QS. At-Taubah: 51)

Ayat ini menggarisbawahi pentingnya tawakkal dan keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah. Ketika seorang Muslim memahami dan menghayati tauhid secara mendalam, ia akan menyadari bahwa Allah adalah satu-satunya tempat berlindung yang sejati dan kekuatan-Nya meliputi segala sesuatu.

Amalan Harian: Benteng Diri yang Tak Terlihat

Setelah memurnikan tauhid, langkah selanjutnya adalah membentengi diri dengan amalan-amalan harian yang diajarkan dalam Islam. Amalan-amalan ini berfungsi sebagai perisai spiritual yang melindungi seorang Muslim dari gangguan jin, sihir, dan segala bentuk keburukan. Konsistensi dalam menjalankan amalan ini sangat penting, menjadikannya rutinitas sehari-hari yang tak terpisahkan.

1. Menjaga Shalat Lima Waktu dengan Khusyuk

Shalat adalah tiang agama dan salah satu benteng terkuat bagi seorang Muslim. Menjaga shalat lima waktu tepat pada waktunya, dengan tumakninah dan khusyuk, akan mendatangkan perlindungan langsung dari Allah. Shalat adalah hubungan langsung antara hamba dengan Penciptanya. Ketika hubungan ini kuat, setan akan kesulitan untuk mendekat. Allah berfirman dalam Surah Al-Ankabut ayat 45: "Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Khusyuk dalam shalat berarti menghadirkan hati sepenuhnya, memahami makna bacaan, dan merasakan keagungan Allah. Shalat yang khusyuk akan menumbuhkan ketenangan batin dan kekuatan spiritual yang sulit ditembus oleh energi negatif sihir.

2. Membaca Al-Qur'an Secara Rutin

Al-Qur'an adalah kalamullah, obat bagi segala penyakit lahir dan batin, serta cahaya yang menerangi kegelapan. Membaca Al-Qur'an secara rutin, merenungi maknanya, dan mengamalkannya, akan menjadi perlindungan yang ampuh. Rumah yang selalu dihiasi dengan bacaan Al-Qur'an akan dijauhi setan. Rasulullah ﷺ bersabda: "Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan Surah Al-Baqarah di dalamnya." (HR. Muslim)

Surah Al-Baqarah, khususnya, memiliki keutamaan besar dalam mengusir setan dan menangkal sihir. Dianjurkan untuk membacanya secara penuh, atau setidaknya ayat-ayat tertentu seperti Ayat Kursi, secara rutin di rumah.

3. Berdzikir Pagi dan Petang (Al-Ma'tsurat)

Dzikir adalah mengingat Allah. Ada banyak dzikir yang diajarkan Rasulullah ﷺ untuk dibaca pada pagi dan petang hari. Dzikir-dzikir ini berfungsi sebagai benteng perlindungan yang kokoh dari segala macam keburukan, termasuk sihir. Beberapa dzikir penting antara lain:

Konsistensi dalam dzikir pagi dan petang akan menciptakan lapisan perlindungan spiritual yang kuat, menjadikan seseorang lebih kebal terhadap pengaruh negatif.

4. Membaca Doa Sebelum dan Sesudah Melakukan Aktivitas

Islam mengajarkan kita untuk selalu memulai dan mengakhiri aktivitas dengan doa. Membaca doa sebelum makan, tidur, masuk dan keluar rumah, masuk kamar mandi, memakai pakaian, dan lain-lain, adalah bentuk perlindungan yang menyeluruh. Setiap doa mengandung permohonan perlindungan kepada Allah dari setan dan segala keburukan. Misalnya:

Praktik ini menunjukkan kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan dan permohonan perlindungan-Nya secara terus-menerus. Ini adalah cara sederhana namun sangat efektif untuk menutup celah-celah bagi gangguan setan.

Ayat dan Surah Khusus untuk Perlindungan

Al-Qur'an adalah penyembuh dan pelindung. Ada beberapa ayat dan surah yang secara khusus ditekankan keutamaannya dalam memberikan perlindungan dari sihir, jin, dan kejahatan manusia. Membacanya dengan keyakinan penuh akan kebesaran Allah akan menjadi perisai yang tak tertandingi.

1. Ayat Kursi (Surah Al-Baqarah: 255)

Ayat Kursi adalah ayat teragung dalam Al-Qur'an. Keutamaannya sangat besar sebagai pelindung. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa siapa pun yang membacanya di malam hari, maka dia akan senantiasa dalam penjagaan Allah dan setan tidak akan mendekatinya hingga pagi. Membacanya setelah shalat wajib juga akan menjadi sebab masuk surga.

Teks Ayat Kursi:
Allah la ilaha illa Huwal Hayyul Qayyum. La ta'khudzuhū sinatun wa la naum. Lahu ma fis samawati wa ma fil ardhi. Man dzalladzi yasyfa'u 'indahu illa bi idznih. Ya'lamu ma baina aidihim wa ma khalfahum. Wa la yuhithūna bi syai'in min 'ilmihi illa bima sya'a. Wasi'a kursiyyuhus samawati wal ardha. Wa la ya'uduhu hifzhuhuma. Wa Huwal 'Aliyyul 'Azhim.

Makna:
Allah, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Ayat ini menegaskan keesaan, keagungan, dan kekuasaan Allah yang mutlak, yang tidak ada tandingan-Nya. Dengan membacanya, kita mendeklarasikan keimanan kita kepada Allah dan memohon perlindungan dari-Nya yang Maha Kuasa.

2. Tiga Qul (Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas)

Ketiga surah pendek ini dikenal sebagai Al-Mu'awwidzatain (dua surah perlindungan) bersama Al-Ikhlas. Rasulullah ﷺ sangat menganjurkan pembacaan surah-surah ini pada waktu-waktu tertentu untuk perlindungan.

Surah Al-Ikhlas (Mengesakan Allah)

Surah ini merupakan deklarasi tauhid yang paling murni. Dengan membacanya, kita menegaskan bahwa Allah itu Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya. Keyakinan ini adalah benteng terkuat dari segala bentuk syirik dan sihir.

Surah Al-Falaq (Waktu Subuh)

Surah ini adalah permohonan perlindungan kepada Allah dari segala kejahatan makhluk, dari kejahatan malam apabila gelap gulita, dari kejahatan wanita-wanita penyihir, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki. Ini secara spesifik menyebutkan perlindungan dari sihir.

Surah An-Nas (Manusia)

Surah ini adalah permohonan perlindungan kepada Allah, Rabb manusia, Raja manusia, dan Sembahan manusia, dari kejahatan bisikan setan yang bersembunyi, yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia, dari golongan jin dan manusia. Ini mencakup perlindungan dari bisikan jahat yang dapat memicu kejahatan, termasuk dorongan untuk melakukan sihir atau menerima efeknya.

Praktik Pembacaan: Dianjurkan membaca ketiga surah ini masing-masing tiga kali pada pagi dan petang hari, serta sebelum tidur. Rasulullah ﷺ juga biasa meniupkan ke telapak tangan setelah membacanya, lalu mengusapkannya ke seluruh tubuh yang bisa dijangkau, dimulai dari kepala, wajah, dan bagian depan tubuh.

3. Ayat-ayat Terakhir Surah Al-Baqarah (285-286)

Dua ayat terakhir Surah Al-Baqarah memiliki keutamaan besar sebagai pelindung. Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah pada suatu malam, niscaya keduanya mencukupinya." (HR. Bukhari dan Muslim). Mencukupinya di sini bisa berarti melindunginya dari segala keburukan dan mencukupi kebutuhannya.

4. Surah Al-Fatihah

Al-Fatihah adalah Ummul Kitab (Induk Al-Qur'an) dan juga merupakan ruqyah. Dengan membaca Al-Fatihah, kita memuji Allah dan memohon petunjuk-Nya, serta perlindungan dari jalan orang-orang yang sesat dan dimurkai. Mengamalkan Al-Fatihah dalam setiap shalat dan sebagai doa adalah sumber kekuatan spiritual.

5. Ayat-ayat Lain yang Mengusir Setan

Selain yang disebutkan di atas, membaca ayat-ayat lain yang membahas tentang kebesaran Allah, penciptaan-Nya, atau yang mengusir setan juga akan memberikan perlindungan. Misalnya, ayat-ayat awal Surah Ash-Shaffat yang berbicara tentang penjagaan langit dari setan, atau ayat-ayat yang menceritakan tentang Nabi Sulaiman AS yang menundukkan jin.

Kunci dari semua amalan ini adalah keyakinan dan keikhlasan. Bukan sekadar membaca, tetapi memahami, menghayati, dan yakin seyakin-yakinya bahwa Allah adalah satu-satunya pelindung. Dengan keimanan yang kokoh, ayat-ayat Al-Qur'an akan bekerja sebagai perisai yang ampuh.

Doa-doa Ma'tsur dari Rasulullah ﷺ

Selain ayat-ayat Al-Qur'an, Rasulullah ﷺ juga mengajarkan banyak doa perlindungan yang sangat efektif untuk membentengi diri dari segala kejahatan, termasuk sihir dan pelet. Doa-doa ini dikenal sebagai doa ma'tsur, yaitu doa yang bersumber langsung dari Nabi Muhammad ﷺ. Mengamalkannya secara rutin dengan keyakinan penuh adalah kunci perlindungan.

1. Doa Perlindungan Umum

2. Doa Saat Tidur

Tidur adalah momen di mana kita paling rentan, oleh karena itu, penting untuk membentengi diri sebelum tidur.

3. Doa Ketika Masuk dan Keluar Rumah

Rumah adalah tempat berlindung, dan melindunginya dari gangguan setan adalah hal penting.

4. Doa Ketika Mendatangi Suatu Tempat atau Merasa Khawatir

Mengamalkan doa-doa ini dengan penuh keyakinan dan keikhlasan akan menjadi benteng spiritual yang kuat, menjadikan seorang Muslim senantiasa dalam penjagaan Allah SWT dari segala bentuk kejahatan, termasuk sihir pelet.

Memperkuat Keimanan dan Ketaqwaan

Perlindungan dari sihir dan pelet tidak hanya melalui doa dan dzikir semata, tetapi juga melalui penguatan keimanan dan ketaqwaan secara menyeluruh. Semakin kuat iman seseorang, semakin kokoh benteng spiritualnya, dan semakin sulit bagi kejahatan, termasuk sihir, untuk menembusnya. Keimanan yang teguh akan memancarkan energi positif dan keberkahan yang menjauhkan segala bentuk energi negatif.

1. Menjaga Shalat Sunnah dan Memperbanyak Qiyamul Lail

Selain shalat wajib, shalat-shalat sunnah seperti Rawatib, Dhuha, dan khususnya Qiyamul Lail (shalat malam) memiliki peran besar dalam memperkuat ikatan dengan Allah. Qiyamul Lail adalah waktu di mana doa-doa lebih mudah dikabulkan dan kedekatan hamba dengan Rabb-nya sangat intens. Dengan bangun di sepertiga malam terakhir, bermunajat, memohon perlindungan, dan bertaubat, seorang Muslim membangun benteng spiritual yang sangat kuat. Ia menunjukkan kesungguhan dan pengorbanan dalam mencari keridhaan Allah, yang pasti akan dibalas dengan penjagaan-Nya.

2. Memperbanyak Sedekah

Sedekah adalah amalan yang sangat dicintai Allah dan memiliki banyak keutamaan, termasuk menolak bala (musibah) dan menolak keburukan. Rasulullah ﷺ bersabda: "Sedekah itu dapat memadamkan kemurkaan Tuhan dan menolak kematian yang buruk." (HR. Tirmidzi). Kematian yang buruk bisa mencakup kematian yang disebabkan oleh sihir atau hal-hal gaib yang membahayakan. Ketika seseorang rutin bersedekah, ia sedang membangun hubungan baik dengan Allah melalui kepeduliannya terhadap sesama. Allah akan membalas kebaikan itu dengan perlindungan-Nya. Sedekah tidak hanya berupa harta, tetapi juga senyum, bantuan, dan ilmu yang bermanfaat.

3. Berpuasa Sunnah

Puasa, selain puasa wajib di bulan Ramadhan, juga mencakup puasa-puasa sunnah seperti Senin Kamis, Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14, 15 setiap bulan hijriyah), atau puasa Daud. Puasa adalah ibadah yang melatih kesabaran, pengendalian diri, dan ketaqwaan. Dengan berpuasa, seseorang menjauhkan diri dari hawa nafsu dan mendekatkan diri kepada Allah. Ini juga menjadi benteng dari gangguan setan, karena setan bekerja melalui hawa nafsu. Jiwa yang terlatih dengan puasa akan lebih kuat menghadapi godaan dan serangan spiritual.

4. Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan

Islam sangat menekankan kebersihan (thaharah), baik kebersihan lahir maupun batin. Setan menyukai tempat-tempat yang kotor dan najis. Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi, berwudhu, memotong kuku, dan mencukur rambut-rambut yang dianjurkan (seperti ketiak dan kemaluan) akan menjauhkan setan. Begitu pula menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar. Rumah yang kotor, gelap, dan jarang dibacakan Al-Qur'an akan menjadi sarang setan. Sebaliknya, rumah yang bersih, terang, dan dihidupkan dengan ibadah akan menjadi tempat yang nyaman dan terlindungi.

5. Menjauhi Dosa dan Maksiat

Dosa dan maksiat adalah celah utama yang dimanfaatkan setan untuk menyerang manusia. Setiap kali seseorang melakukan dosa, imannya akan sedikit berkurang dan hatinya akan ternoda, menjadikan jiwanya lebih rentan terhadap pengaruh negatif, termasuk sihir. Menjauhi maksiat besar dan kecil, bertaubat dengan sungguh-sungguh jika terjerumus, dan berusaha memperbaiki diri secara terus-menerus adalah bagian integral dari penguatan iman. Semakin bersih hati dari noda dosa, semakin kuat cahaya iman yang memancar dan semakin kokoh benteng perlindungan dari Allah.

6. Mencari Ilmu Syar'i dan Menghadiri Majelis Ilmu

Ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan dan membedakan antara yang haq dan yang bathil. Dengan mempelajari ilmu syar'i (ilmu agama), seorang Muslim akan memahami ajaran Islam dengan benar, mengenali tipu daya setan, dan mengetahui cara-cara perlindungan yang syar'i. Menghadiri majelis ilmu juga akan menguatkan iman, menambah wawasan, dan memberikan lingkungan yang positif untuk perkembangan spiritual.

Secara keseluruhan, memperkuat keimanan dan ketaqwaan adalah sebuah proses berkelanjutan yang melibatkan seluruh aspek kehidupan seorang Muslim. Dengan konsisten menjalankan ibadah, menjaga kebersihan, menjauhi dosa, dan terus menuntut ilmu, seseorang akan senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT, menjadikan dirinya imun terhadap berbagai bentuk gangguan, termasuk sihir dan pelet.

Ikhtiar Ruqyah Syar'iyyah: Tata Cara dan Peringatan

Apabila seseorang telah terkena pengaruh sihir, termasuk pelet, setelah melakukan semua amalan pencegahan, maka ikhtiar selanjutnya adalah dengan melakukan ruqyah syar'iyyah. Ruqyah adalah membaca ayat-ayat Al-Qur'an dan doa-doa ma'tsur dengan keyakinan penuh kepada Allah sebagai penyembuh, dengan tujuan memohon kesembuhan dan perlindungan. Ruqyah syar'iyyah berbeda jauh dengan praktik perdukunan atau sihir itu sendiri.

Apa itu Ruqyah Syar'iyyah?

Ruqyah syar'iyyah adalah metode pengobatan yang dibolehkan dalam Islam, yang dilakukan dengan membaca ayat-ayat Al-Qur'an (misalnya Al-Fatihah, Ayat Kursi, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, dan ayat-ayat lainnya yang berkaitan dengan sihir atau kekuatan Allah), serta doa-doa ma'tsur (yang diajarkan Rasulullah ﷺ). Tujuannya adalah memohon kepada Allah agar mengangkat penyakit atau gangguan sihir melalui perantaraan kalam-Nya.

Syarat-syarat Ruqyah Syar'iyyah:

  1. Harus dengan Kalamullah (Al-Qur'an), Nama dan Sifat Allah, atau doa ma'tsur. Tidak boleh menggunakan mantra-mantra yang tidak jelas maknanya atau berbau syirik.
  2. Harus dengan bahasa Arab atau bahasa lain yang jelas maknanya. Agar tidak ada keraguan tentang isinya.
  3. Harus diyakini bahwa ruqyah tidak menyembuhkan dengan sendirinya, melainkan atas izin dan kehendak Allah. Ruqyah hanyalah sebab, kesembuhan datang dari Allah.
  4. Orang yang melakukan ruqyah (raa'i) dan yang diruqyah (marfuq) harus memiliki keyakinan tauhid yang kuat, menjauhi syirik dan bid'ah.

Tata Cara Melakukan Ruqyah Mandiri (Self-Ruqyah):

Seseorang dapat meruqyah dirinya sendiri atau keluarganya. Ini adalah metode yang paling utama karena lebih terhindar dari fitnah dan kesalahpahaman.

  1. Niat: Niatkan ruqyah hanya untuk mencari kesembuhan dari Allah dan memohon perlindungan dari-Nya.
  2. Wudhu: Bersuci terlebih dahulu.
  3. Membaca Ayat dan Doa:
    • Letakkan tangan di bagian tubuh yang terasa sakit atau di kepala.
    • Membaca Surah Al-Fatihah.
    • Membaca Ayat Kursi.
    • Membaca ayat-ayat akhir Surah Al-Baqarah (285-286).
    • Membaca Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas (masing-masing 3 kali).
    • Membaca doa-doa ma'tsur perlindungan (misalnya "A'udzu bikalimatillahit tammati min syarri ma khalaq" atau "Bismillahi alladzi la yadhurru ma'asmihi...").
    • Membaca doa Nabi ﷺ untuk orang sakit: "As'alullahal 'Azhim, Rabbal 'Arsyil 'Azhim, an yasyfiyaka." (Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Rabb 'Arsy yang agung, agar Dia menyembuhkanmu.) (Dibaca 7x)
  4. Meniup dan Mengusap: Setelah selesai membaca, tiupkan (dengan sedikit ludah) ke telapak tangan, lalu usapkan ke bagian tubuh yang sakit atau ke seluruh tubuh. Bisa juga ditiupkan ke air minum atau minyak zaitun untuk diminum atau dioleskan.
  5. Ulangi: Lakukan ruqyah secara rutin, setiap hari, terutama setelah shalat Subuh dan Maghrib, atau kapan saja merasa terganggu.

Jika Membutuhkan Peruqyah Lain:

Jika ruqyah mandiri dirasa kurang, bisa meminta bantuan peruqyah syar'iyyah yang dikenal bertaqwa, lurus aqidahnya, dan tidak meminta imbalan yang berlebihan.

Peringatan Penting:

Jauhi Dukun dan Paranormal!

Mendatangi dukun, peramal, ahli nujum, atau paranormal yang menggunakan metode syirik (meminta bantuan jin, melihat masa depan, membaca garis tangan, dll.) adalah perbuatan haram dan termasuk syirik. Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa mendatangi dukun atau peramal lalu membenarkan ucapannya, maka sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad." (HR. Ahmad). Pertolongan yang datang dari jalan syirik tidak akan membawa kebaikan, justru akan menambah masalah dan menjauhkan diri dari rahmat Allah.

Ingatlah, kesembuhan hanya datang dari Allah. Ruqyah hanyalah salah satu bentuk ikhtiar atau usaha. Yang paling penting adalah kembali kepada tauhid yang murni dan memperbanyak amal kebaikan. Dengan begitu, kita akan senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT.

Menjauhi Maksiat dan Dosa

Salah satu faktor utama yang membuat seseorang rentan terhadap pengaruh sihir dan gangguan jin adalah keterlibatannya dalam maksiat dan dosa. Maksiat adalah pelanggaran terhadap perintah Allah SWT, yang secara langsung melemahkan benteng spiritual seseorang. Ketika hati kotor oleh dosa, dan jiwa jauh dari ketaatan, maka akan ada celah yang lebar bagi setan untuk masuk dan melancarkan serangannya.

Setan, termasuk jin-jin yang menjadi perantara sihir, selalu mencari kesempatan untuk menyesatkan manusia. Mereka tidak akan memiliki kekuatan atas hamba-hamba Allah yang ikhlas dan taat. Allah berfirman dalam Surah Al-Hijr ayat 42: "Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka, kecuali orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang sesat." Ini jelas menunjukkan bahwa setan hanya memiliki kekuasaan atas orang-orang yang memilih jalan kesesatan, yaitu mereka yang gemar berbuat maksiat.

Bagaimana Maksiat Melemahkan Perlindungan Diri:

  1. Merusak Iman dan Ketaqwaan: Setiap dosa mengikis keimanan, mengurangi cahaya di hati, dan menjauhkan seseorang dari Allah. Iman yang lemah adalah pertahanan yang rapuh terhadap serangan spiritual.
  2. Menarik Perhatian Setan: Setan suka dengan kemaksiatan. Tempat-tempat yang dipenuhi dosa, hati yang lalai, dan pikiran yang kotor adalah "rumah" yang nyaman bagi setan. Mereka akan lebih mudah mendekat dan membisikkan kejahatan atau bekerja melalui sihir.
  3. Menghalangi Doa: Dosa dapat menjadi penghalang dikabulkannya doa. Jika seseorang banyak berbuat dosa tanpa taubat, doanya mungkin tidak akan didengar oleh Allah, termasuk doa perlindungan.
  4. Menghilangkan Keberkahan: Dosa menghilangkan keberkahan dalam hidup, termasuk keberkahan dalam perlindungan.

Oleh karena itu, menjauhi maksiat adalah langkah preventif yang sangat penting dalam menangkal pelet dan sihir. Ini mencakup:

Jika terlanjur melakukan dosa, segera bertaubat dengan sungguh-sungguh kepada Allah. Taubat yang ikhlas akan membersihkan hati, mengembalikan kekuatan iman, dan mengundang rahmat serta perlindungan Allah. Rasulullah ﷺ bersabda: "Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak berdosa." (HR. Ibnu Majah). Dengan menjaga diri dari maksiat, seorang Muslim akan membangun benteng spiritual yang solid, yang akan sangat sulit ditembus oleh kekuatan gelap sihir dan pelet.

Tawakkul: Berserah Diri Sepenuhnya kepada Allah

Setelah melakukan semua ikhtiar dan amalan yang syar'i, langkah terakhir dan terpenting dalam menangkal pelet secara Islam adalah tawakkul, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Tawakkul berarti menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah melakukan usaha maksimal sesuai syariat, dengan keyakinan penuh bahwa Allah akan memberikan hasil yang terbaik.

Tawakkul bukan berarti pasrah tanpa usaha. Sebaliknya, tawakkul adalah puncak dari sebuah usaha. Kita diperintahkan untuk berusaha (berikhtiar) semaksimal mungkin, lalu hasilnya diserahkan kepada Allah. Dalam konteks menangkal pelet, tawakkul berarti kita telah:

  1. Memperkuat tauhid dan menjauhi syirik.
  2. Menjaga shalat dan ibadah lainnya.
  3. Membaca Al-Qur'an dan dzikir pagi-petang.
  4. Mengamalkan doa-doa perlindungan.
  5. Menjauhi maksiat.
  6. Melakukan ruqyah syar'iyyah jika diperlukan.
Setelah semua upaya ini dilakukan, kita menyerahkan sepenuhnya kepada Allah untuk melindungi dan menyembuhkan.

Keyakinan ini sangat penting karena sihir hanya bisa membahayakan atas izin Allah. Jika Allah tidak menghendaki, maka sihir itu tidak akan mempan. Dan jika Allah menghendaki terjadi, maka itu adalah bagian dari takdir-Nya, ujian bagi hamba-Nya, yang jika dihadapi dengan sabar dan tawakkal akan mendatangkan pahala yang besar.

"Barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki-Nya). Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. Ath-Thalaq: 3)

Ayat ini adalah janji dari Allah bagi orang-orang yang bertawakkal. Allah akan mencukupi segala kebutuhannya, termasuk perlindungan dari marabahaya. Rasa cemas, takut, dan panik yang seringkali menyertai ancaman sihir akan hilang berganti dengan ketenangan jiwa jika tawakkul telah tertanam kuat di hati. Kita percaya bahwa Allah adalah sebaik-baik Penjaga dan Pelindung.

Tawakkul juga berarti tidak menyalahkan diri sendiri atau orang lain secara berlebihan jika sesuatu yang buruk terjadi. Sebaliknya, hal itu harus dilihat sebagai ujian dari Allah dan kesempatan untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Dengan tawakkul, seorang Muslim akan merasa damai, karena ia tahu bahwa ia berada dalam penjagaan Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Kesabaran dan Keteguhan Hati Menghadapi Ujian

Hidup di dunia ini adalah ujian. Kadang ujian datang dalam bentuk kemiskinan, penyakit, musibah, fitnah, atau bahkan gangguan sihir seperti pelet. Jika seseorang telah melakukan semua ikhtiar syar'i untuk mencegah atau mengobati pelet, namun gangguan itu masih berlanjut atau efeknya masih terasa, maka saatnya untuk mempraktikkan kesabaran (sabar) dan keteguhan hati (istiqamah).

Sabar dalam menghadapi ujian adalah salah satu sifat terpuji yang sangat ditekankan dalam Islam. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 155-157: "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: 'Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un' (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."

Gangguan sihir, meskipun berat, tidak luput dari takdir Allah. Ia bisa menjadi ujian untuk meningkatkan derajat keimanan seseorang, menghapus dosa-dosa, atau mendewasakan jiwanya. Dengan bersabar, seorang Muslim akan mendapatkan pahala yang besar dan rahmat dari Allah. Kesabaran ini harus dibarengi dengan keteguhan hati untuk tidak menyerah pada keputusasaan atau mencari jalan pintas yang haram.

Aspek Kesabaran dan Keteguhan Hati:

  1. Sabar dalam Ketaatan: Terus-menerus menjalankan ibadah dan amalan perlindungan meskipun hasilnya belum terlihat secara instan. Jangan pernah bosan berdzikir, membaca Al-Qur'an, dan berdoa.
  2. Sabar dalam Menjauhi Maksiat: Tetap teguh menjauhi dosa-dosa yang bisa melemahkan pertahanan spiritual, terutama di tengah tekanan atau godaan.
  3. Sabar dalam Menghadapi Musibah: Menerima takdir Allah dengan lapang dada, tanpa mengeluh berlebihan atau menyalahkan takdir. Keyakinan bahwa di balik setiap kesulitan ada kemudahan.
  4. Teguh dalam Tauhid: Tidak goyah sedikit pun dalam keyakinan bahwa hanya Allah yang Maha Kuasa dan Maha Penolong. Jangan pernah terlintas pikiran untuk mencari bantuan kepada dukun atau praktik syirik lainnya.
  5. Optimis dan Husnuzhan kepada Allah: Yakin bahwa Allah tidak akan membebani hamba-Nya di luar batas kemampuannya dan bahwa ada hikmah di balik setiap ujian. Selalu berprasangka baik kepada Allah.

Keteguhan hati (istiqamah) akan membuat seseorang tidak mudah tergoyahkan oleh bisikan setan atau keputusasaan. Ia akan terus berpegang pada tali agama Allah, yakin bahwa pertolongan Allah pasti akan datang. Nabi Yunus AS adalah contoh kesabaran dan keteguhan hati di tengah cobaan berat. Setelah berada di perut ikan, ia terus berdzikir dan memohon ampunan Allah, hingga akhirnya Allah menyelamatkannya.

Ingatlah, setiap ujian adalah kesempatan untuk menunjukkan kualitas keimanan kita. Dengan sabar dan teguh, seorang Muslim tidak hanya akan terlindungi, tetapi juga akan mendapatkan peningkatan derajat di sisi Allah, serta kekuatan spiritual yang tak tergoyahkan.

Memahami Tanda-tanda dan Pentingnya Bertindak

Meskipun fokus utama dalam Islam adalah pencegahan dan pengobatan spiritual yang syar'i, tidak ada salahnya bagi seorang Muslim untuk memahami beberapa tanda-tanda umum yang mungkin mengindikasikan seseorang terkena sihir, termasuk pelet. Pemahaman ini bukan untuk menimbulkan ketakutan, melainkan sebagai pemicu untuk segera mengambil langkah-langkah perlindungan dan pengobatan sesuai syariat. Penting untuk diingat bahwa tidak semua tanda ini pasti sihir; bisa jadi itu hanya masalah medis atau psikologis biasa. Namun, jika banyak tanda muncul secara bersamaan tanpa penjelasan medis, maka patut diwaspadai dan segera melakukan ruqyah.

Beberapa Tanda Umum (Bukan Diagnosa Mutlak):

  1. Perubahan Perilaku Drastis: Orang yang sebelumnya shalih atau memiliki akhlak baik tiba-tiba berubah menjadi pemarah, malas beribadah, atau sangat membenci pasangannya tanpa alasan jelas.
  2. Gangguan Tidur: Sulit tidur, sering terbangun di malam hari, mimpi buruk yang berulang (misalnya mimpi tentang binatang buas, tempat kotor, atau orang tertentu yang terus-menerus muncul).
  3. Gejala Fisik Tanpa Penjelasan Medis: Sakit kepala kronis, pegal-pegal yang berpindah-pindah, sesak napas, nyeri di bagian tubuh tertentu yang tidak terdeteksi oleh pemeriksaan medis.
  4. Perasaan Tidak Nyaman di Rumah: Merasa tertekan, panas, atau tidak betah di rumah sendiri, padahal sebelumnya nyaman.
  5. Munculnya Benda Asing: Menemukan benda-benda aneh di rumah atau pekarangan (seperti jarum, kain kafan kecil, tanah kuburan, rambut) yang mencurigakan.
  6. Gangguan dalam Hubungan: Tiba-tiba muncul rasa benci yang mendalam antara suami istri, atau sebaliknya, rasa cinta yang tidak wajar kepada seseorang yang sebelumnya tidak disukai (ini adalah ciri khas pelet).
  7. Merasa Ada yang Mengikuti atau Mengawasi: Perasaan paranoid atau mendengar bisikan-bisikan aneh.
  8. Reaksi Saat Mendengar Al-Qur'an: Merasa mual, pusing, berdebar-debar, marah, atau menangis saat mendengar bacaan Al-Qur'an atau Adzan. Ini adalah salah satu indikator kuat adanya gangguan jin.

Pentingnya Bertindak Cepat: Jika beberapa tanda di atas mulai terlihat, jangan panik, tetapi segera bertindak. Keterlambatan dalam menangani gangguan sihir bisa memperparah keadaan. Langkah-langkah yang harus segera dilakukan adalah:

Memahami tanda-tanda ini bukanlah untuk menjadi paranoid, tetapi untuk menjadi lebih waspada dan proaktif dalam menjaga diri dan keluarga sesuai tuntunan syariat. Kunci utamanya adalah tetap tenang, tawakkal, dan tidak pernah meninggalkan Allah dalam setiap langkah penanganan.

Pentingnya Kebersihan Lahir dan Batin (Taharah)

Dalam Islam, kebersihan (taharah) memiliki kedudukan yang sangat penting, bukan hanya sebagai syarat sah ibadah, tetapi juga sebagai bagian integral dari iman dan benteng perlindungan diri. Kebersihan yang dimaksud mencakup kebersihan lahir (fisik dan lingkungan) dan kebersihan batin (hati dan jiwa). Keduanya saling terkait dan memiliki dampak besar terhadap kerentanan seseorang terhadap gangguan sihir dan jin.

Kebersihan Lahir:

  1. Kebersihan Diri:
    • Mandi dan Berwudhu: Mandi secara teratur dan menjaga wudhu adalah amalan kebersihan yang sangat dianjurkan. Berwudhu sebelum tidur, sebelum membaca Al-Qur'an, dan sebelum shalat akan menjaga diri dalam keadaan suci. Setan tidak menyukai orang yang suci.
    • Menjaga Fitrah: Memotong kuku, mencukur rambut ketiak dan kemaluan, bersiwak (membersihkan gigi), dan mencuci hidung adalah bagian dari fitrah Islam yang menjaga kebersihan tubuh dari kotoran dan bau tak sedap yang disukai setan.
    • Membersihkan Najis: Pastikan tubuh, pakaian, dan tempat shalat bebas dari najis.
  2. Kebersihan Lingkungan (Rumah):
    • Membersihkan Rumah Secara Rutin: Rumah yang bersih, rapi, dan harum akan dijauhi setan. Sebaliknya, rumah yang kotor, berantakan, dan bau akan menjadi sarang setan.
    • Menjauhkan Gambar atau Patung Makhluk Bernyawa: Rumah yang memiliki patung atau gambar makhluk bernyawa (manusia atau hewan) secara utuh, terutama di tempat yang diagungkan, dapat menghalangi masuknya malaikat rahmat dan justru menarik setan.
    • Menghidupkan Rumah dengan Ibadah: Selain bersih secara fisik, rumah juga harus bersih secara spiritual dengan sering dibacakan Al-Qur'an (terutama Surah Al-Baqarah), dzikir, dan shalat sunnah.
    • Menutup Pintu dan Jendela di Malam Hari dengan Membaca Basmalah: Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk menutup pintu, jendela, dan wadah makanan di malam hari dengan menyebut nama Allah untuk mencegah setan masuk.

Kebersihan Batin:

Kebersihan batin jauh lebih penting dan menjadi kunci utama perlindungan. Ini mencakup:

  1. Membersihkan Hati dari Syirik: Seperti yang telah dibahas, syirik adalah kotoran batin terbesar. Membersihkan hati dari segala bentuk kesyirikan dan mengesakan Allah adalah pondasi kebersihan batin.
  2. Membersihkan Hati dari Penyakit Hati: Seperti dengki, iri, sombong, ujub, riya', dendam, dan hasad. Penyakit-penyakit hati ini adalah lahan subur bagi bisikan setan dan dapat melemahkan perlindungan spiritual.
  3. Ikhlas dalam Beribadah: Melakukan setiap amalan hanya karena Allah, bukan karena ingin dilihat atau dipuji manusia. Keikhlasan akan menguatkan hubungan dengan Allah dan menjadikan ibadah lebih bernilai di sisi-Nya.
  4. Meninggalkan Maksiat dan Dosa: Dosa adalah noda yang mengotori hati. Dengan bertaubat dan menjauhi maksiat, hati akan bersih dan memancarkan cahaya iman yang kuat.

Rasulullah ﷺ bersabda: "Kesucian adalah sebagian dari iman." (HR. Muslim). Hadis ini menekankan bahwa kebersihan, baik lahir maupun batin, adalah bagian tak terpisahkan dari keimanan seorang Muslim. Semakin bersih seorang hamba, semakin dekat ia kepada Allah, dan semakin kuat pula perlindungan-Nya terhadap segala bentuk kejahatan, termasuk sihir dan pelet. Kebersihan adalah benteng yang terlihat dan tidak terlihat dari segala gangguan.

Dukungan Komunitas dan Lingkungan Saleh

Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan dukungan dari orang lain. Dalam konteks perlindungan dari sihir dan pelet secara Islam, memiliki komunitas dan lingkungan yang saleh sangatlah penting. Lingkungan yang baik akan menguatkan iman, mengingatkan pada kebenaran, dan memberikan dukungan moral maupun spiritual saat dibutuhkan.

1. Pentingnya Lingkungan Saleh:

2. Peran Keluarga:

Keluarga adalah komunitas terkecil dan terdekat. Menjaga keimanan keluarga adalah tanggung jawab kepala rumah tangga.

3. Persaudaraan Islam (Ukhuwah Islamiyah):

Memperkuat ikatan persaudaraan sesama Muslim adalah perintah agama. Rasulullah ﷺ bersabda: "Orang mukmin dengan mukmin yang lain seperti satu bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain." (HR. Bukhari dan Muslim). Dengan bergabung dalam komunitas Muslim yang aktif (misalnya majelis taklim, masjid, atau kelompok pengajian), seseorang akan menemukan perlindungan dan dukungan.

Dalam Islam, tidak ada tempat bagi individu yang terisolasi dari komunitasnya, terutama dalam hal kebaikan. Kekuatan kolektif dalam beribadah dan saling mendukung akan menciptakan benteng perlindungan yang lebih besar dari segala bentuk ancaman, termasuk serangan sihir dan pelet. Lingkungan yang saleh adalah faktor eksternal yang sangat mendukung penguatan iman dan perlindungan spiritual.

Kesimpulan: Hidup Tenang dalam Lindungan Allah

Menghadapi fenomena seperti pelet atau sihir memang bisa menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan. Namun, sebagai seorang Muslim, kita memiliki panduan yang jelas dan lengkap dari Al-Qur'an dan As-Sunnah untuk menghadapinya. Kunci utama dalam menangkal pelet secara Islam bukanlah dengan mencari cara-cara instan yang justru bertentangan dengan syariat, melainkan dengan kembali kepada ajaran tauhid yang murni dan memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT.

Perlindungan sejati datang dari Allah semata. Benteng terkuat yang dapat kita bangun adalah keimanan yang kokoh, ketaqwaan yang konsisten, dan ketaatan yang tulus. Ini mencakup memurnikan tauhid dari segala bentuk syirik, menjaga shalat lima waktu dengan khusyuk, rutin membaca Al-Qur'an dan dzikir pagi-petang, mengamalkan doa-doa perlindungan yang diajarkan Rasulullah ﷺ, serta menjauhi segala bentuk maksiat.

Jika gangguan sihir atau pelet telah menimpa, Islam juga menyediakan solusi melalui ruqyah syar'iyyah, yaitu pengobatan dengan membaca ayat-ayat Al-Qur'an dan doa-doa ma'tsur, dengan keyakinan penuh bahwa kesembuhan hanya dari Allah. Jangan pernah sekali-kali mendekati dukun, peramal, atau metode-metode syirik lainnya, karena itu justru akan menjauhkan kita dari rahmat dan pertolongan Allah, serta memperparah keadaan.

Selain amalan pribadi, menjaga kebersihan lahir dan batin, serta berada dalam lingkungan keluarga dan komunitas yang saleh, juga merupakan faktor penting yang mendukung perlindungan spiritual. Terakhir, setelah semua ikhtiar dilakukan, tawakkal (berserah diri sepenuhnya) kepada Allah dengan sabar dan husnuzhan adalah puncak dari upaya kita. Kita yakin bahwa Allah adalah sebaik-baik Pelindung dan Pengatur segala urusan.

Dengan menerapkan seluruh panduan ini secara konsisten dan ikhlas, seorang Muslim tidak hanya akan terlindungi dari pelet dan sihir, tetapi juga akan mencapai ketenangan jiwa, kekuatan spiritual, dan kebahagiaan sejati di bawah lindungan Allah SWT. Semoga Allah senantiasa menjaga kita semua dari segala keburukan dan kejahatan. Amin.